Penulis: Errik Janwar (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja terhadap ayah dan neneknya di Lebak Bulus tidak hanya mencerminkan tragedi kemanusiaan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila, terutama dalam lingkungan keluarga.
Keluarga adalah tempat pertama seorang anak belajar nilai-nilai moral, etika, dan kemanusiaan. Dalam Pancasila, setiap sila memberikan panduan bagaimana hubungan di dalam keluarga seharusnya terjalin, yakni dengan landasan kasih sayang, rasa hormat, dan empati.
Ketika nilai-nilai ini tidak ditanamkan dengan baik, anak bisa tumbuh tanpa fondasi moral yang kuat, yang akhirnya dapat memicu perilaku destruktif.
Baca Juga: Pembangunan yang Kurang Merata di Indonesia
Kurangnya perhatian terhadap kebutuhan emosional atau ketidakmampuan dalam menyelesaikan konflik keluarga secara sehat dapat memicu rasa dendam, frustrasi, atau bahkan tindakan nekat seperti yang terjadi dalam kasus ini.
Pendidikan moral dan karakter, baik di rumah maupun di sekolah, sangat penting untuk membentuk generasi yang berbudi pekerti.
Pendidikan berbasis Pancasila tidak hanya soal teori, tetapi juga praktik nyata, seperti menghormati orang tua (sila kedua), menjaga persatuan keluarga (sila ketiga), dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah (sila keempat).
Baca Juga: Kronologi Kasus Agus Buntung Tersangka Pelecehan Seksual, Ternyata Banyak Korban
Lembaga pendidikan dan masyarakat harus lebih gencar memberikan contoh konkret penerapan nilai-nilai ini.
Bukan hanya mengajarkan apa yang benar atau salah, tetapi juga melatih anak-anak untuk mengelola emosi dan menghadapi konflik secara bijaksana.
Kesehatan Mental Harus Jadi Prioritas
Salah satu penyebab utama perilaku menyimpang seperti ini adalah kurangnya perhatian terhadap kesehatan mental. Sayangnya, di masyarakat kita, isu kesehatan mental masih sering dianggap tabu atau kurang penting. Padahal, seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental juga membutuhkan perhatian, perawatan, dan dukungan.
Baca Juga: SMKN 6 Kota Serang Borong Juara di Festival Vokasi Satu Hati 2025 Regional Banten
Artikel Terkait
Jelang Timnas Indonesia vs Filipina di Piala AFF 2024, Erick Thohir dan Coach Justin Satu Suara: Harus Menang
Kasus Pungli 15 Mantan Petugas Rutan KPK: Cermin Krisis Integritas dan Kebutuhan Reformasi Lembaga
Mengapa Korupsi Masih Ada di Indonesia?
SMKN 6 Kota Serang Borong Juara di Festival Vokasi Satu Hati 2025 Regional Banten
Kurikulum Selaras Industri, Lulusan SMK Binaan Honda Jadi Andalan AHASS
Kronologi Kasus Agus Buntung Tersangka Pelecehan Seksual, Ternyata Banyak Korban
Pembangunan yang Kurang Merata di Indonesia