Penulis: Titi Sakilah (Mahasiswi Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Ekonomi Amerika Serikat, sebagai salah satu perekonomian terbesar di dunia, tengah menghadapi sejumlah tantangan serius meskipun berada di jalur pemulihan pasca-pandemi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ekonomi AS adalah tingkat inflasi yang relatif tinggi, kebijakan moneter yang ketat, serta ketegangan geopolitik yang semakin intens.
The Federal Reserve, dalam upayanya menanggulangi inflasi, telah menaikkan suku bunga secara bertahap, yang memengaruhi daya beli masyarakat dan memperlambat sektor perumahan.
Baca Juga: Perang Ukraina-Rusia dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Global
Sementara itu, ketidakpastian global—terutama yang dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina—telah mempengaruhi rantai pasokan global dan harga energi, yang pada gilirannya juga memberikan dampak negatif bagi perekonomian domestik.
Namun, AS tetap memiliki beberapa keunggulan untuk menjaga stabilitas ekonominya, salah satunya adalah kedalaman pasar tenaga kerjanya dan inovasi teknologi yang tak tertandingi.
Meski ada ancaman resesi yang selalu mengintai, sektor teknologi, investasi di energi terbarukan, dan potensi pemulihan dalam industri manufaktur domestik memberikan harapan bagi pemulihan ekonomi.
Baca Juga: UPG Gelar Seminar Menata Karir Melalui Manajemen Sumber Daya Manusia yang Inovatif
Oleh karena itu, meskipun ekonomi AS menghadapi tantangan yang cukup besar, fleksibilitas dan daya tahan sistem ekonomi negara ini kemungkinan besar akan tetap menjadi pilar penting di panggung global.
Selain itu, peran kebijakan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah AS juga menjadi faktor penting dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Stimulus fiskal yang ditujukan untuk mendukung sektor-sektor tertentu, seperti infrastruktur dan penelitian, telah memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
Baca Juga: Video Siswa Belajar Tanpa Meja dan Kursi Viral, Ini Kata Wali Kota Cilegon
Meski demikian, lonjakan utang nasional menjadi perhatian yang serius, karena ketergantungan pada pembiayaan utang jangka panjang bisa menambah tekanan pada ekonomi di masa depan, terutama jika suku bunga tetap tinggi.
Artikel Terkait
Menkeu Sri Mulyani Sebut Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Untuk Barang Pokok, Vietnam Justru Turunkan Angkanya
Patroli Medsos hingga Konten Edukasi demi Cegah Tawuran di Malam Tahun Baru 2025, Akankah Berjalan Efektif?
STY Soroti Masalah Passing Faktor Garuda Sulit Kandaskan Laos di Kandang Sendiri, Marselino Sampai Frustasi
Selain Pratama Arhan, Ini 4 Pemain Timnas Indonesia yang Punya Senjata Lemparan Jauh Mematikan
Video Siswa Belajar Tanpa Meja dan Kursi Viral, Ini Kata Wali Kota Cilegon
UPG Gelar Seminar Menata Karir Melalui Manajemen Sumber Daya Manusia yang Inovatif
Perang Ukraina-Rusia dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Global