Penulis: Widya Agustina dan Hurul Aini Syahda (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Di tengah gempuran budaya asing yang masuk lewat media sosial, film, musik, hingga tren fashion, kita mungkin mulai bertanya-tanya: masih relevankah Pancasila di zaman sekarang? Tentu, masih sangat relevan! Tapi memang, ada tantangan besar yang harus kita hadapi bersama.
Pancasila dan Tantangan Zaman
Hari ini, nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan rasa persatuan yang terkandung dalam Pancasila sering kali tergeser oleh gaya hidup individualis yang datang dari luar. Apalagi dengan masifnya penggunaan media sosial, generasi muda makin mudah terpapar budaya asing tanpa filter.
Bukan berarti budaya luar itu sepenuhnya buruk. Tapi ketika nilai-nilai lokal tergantikan tanpa disadari, itulah saatnya kita mulai waspada. Hoaks, ujaran kebencian, bahkan krisis moral yang makin sering terjadi adalah contoh nyata dari lunturnya nilai-nilai Pancasila.
Baca Juga: Bangun Motivasi, Ketua TP PKK Provinsi Banten Tinawati Andra Soni Akan Rajin Kunjungi Para Perempuan Desa
Pancasila Bukan Sekadar Hafalan
Sayangnya, banyak dari kita hanya mengenal Pancasila sebatas teks yang dihafal sejak SD. Padahal, Pancasila bukan sekadar deretan kalimat—ia adalah panduan hidup, nilai dasar bangsa Indonesia.
Solusinya? Pendidikan Pancasila harus lebih kreatif dan relevan. Gunakan media digital, podcast, film pendek, atau diskusi interaktif agar generasi muda bisa benar-benar memahami dan merasakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
- Kampanye budaya lokal: Yuk, ramaikan lagi acara budaya di kampus. Bukan cuma sebagai tontonan, tapi juga sarana edukasi nilai-nilai Pancasila.
Baca Juga: Ketika Warisan Jadi Pemicu Konflik: Pelajaran dari Kasus Keluarga Darmawan
- Bijak bermedia sosial: Jadikan media sosial tempat menyebarkan pesan positif, bukan kebencian.
- Aktif di komunitas: Gotong royong itu nyata, mulai dari kegiatan sosial sampai proyek kampus bareng teman-teman.
Kesimpulan: Pancasila, Filter Budaya Zaman Now
Globalisasi memang tak bisa dihindari, tetapi jati diri bangsa tak boleh hilang. Pancasila harus terus dijaga, tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai nilai yang hidup dalam setiap tindakan masyarakat. Dengan begitu, Indonesia dapat tetap berdiri teguh sebagai bangsa yang kuat di tengah perubahan zaman. Di sinilah pentingnya Pancasila: sebagai filter budaya yang membuat kita tetap terbuka, tapi tetap berakar.
Generasi muda adalah garda terdepan penjaga nilai-nilai bangsa. Jadi, yuk, hidupkan kembali semangat Pancasila dalam cara yang paling kita pahami: lewat aksi nyata, bukan hanya kata.***