Dinkes Kota Serang Gencarkan Aksi Cegah Stunting Lewat Pendekatan ABCDE

photo author
- Jumat, 20 Juni 2025 | 12:50 WIB
Ilustrasi anak stunting. Foto: TOPMEDIA / Istimewa
Ilustrasi anak stunting. Foto: TOPMEDIA / Istimewa

6. Pemantauan Rutin Pertumbuhan Balita di posyandu setiap bulan.

7. Penyediaan Konselor ASI di setiap puskesmas untuk mendukung keberhasilan menyusui.

8. PMT Khusus untuk Balita dengan masalah gizi seperti berat badan tidak naik, gizi kurang, dan lainnya.

9. Tatalaksana Gizi di RSUD Kota Serang untuk balita stunting dan gizi buruk, termasuk pemberian PKMK (Pangan Khusus Medis) di bawah pengawasan dokter spesialis anak.

Baca Juga: Bupati Ratu Zakiyah Ajak Forkopimda Kolaborasi Tuntaskan Program 100 Hari Kerja

Ahmad Hasanuddin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan bersama cegah stunting.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Stunting adalah masalah lintas sektor. Ayo, para orang tua, ibu hamil, remaja putri, semua punya peran penting. Mulai dari konsumsi gizi yang baik, hidup bersih dan sehat, serta aktif memanfaatkan layanan di Posyandu,” ujarnya.

Kadinkes Kota Serang Ahma Hasanuddin mengatakan, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Baca Juga: Prabowo Akan Mencontoh Program Perumahan di Singapura, Murah Untuk Rakyat

Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak di masa dewasanya.

Stunting terkait dengan banyak penyebab, antara lain aktor asupan gizi ibu dan anak, status kesehatan balita, ketahanan pangan, lingkungan sosial dan kesehatan, lingkungan pemukiman, kemiskinan, dan lain-lain (UNICEF, 2013; WHO, 2013).

Baca Juga: Gubernur Banten Meyakini UMKM Mampu jadi Tulang Punggung Pertumbuhan Ekonomi Di Tengah Gempuran Produk Luar Negeri

Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi yang cukup baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.

Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. Selain itu, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PWNU Banten Serukan Islah Terkait Konflik di PBNU

Selasa, 2 Desember 2025 | 15:24 WIB
X