TOPMEDIA - Filem cerita pendek berjudul Lembusura berkisah tentang setan penjaga Gunung Kelud bernama Lembusura. Gaya penceritaan sang sutradara yang humoris memancing kelucuan penuh renungan.
Lembusura dibuat sutradara Wregas Bhanuteja merupakan perpaduan antara fiksi dan dokumenter. Dalam film ini melibatkan tim produksi, Kamera Tito Manggala, Art Director Wulang Sunu, Sound Design Firman Satyanegara, Produser Wregas Bhanuteja, Yohanes Budyambara. Film ini diproduksi oleh Batu Studio Jakarta tahun 2015. Film ini kali pertama muncul ke publik dan langsung masuk nominasi Program Kompetisi Internasional 4 (IC 4), Jakarta International Documentary and Experimental Arkipel tahun 2015.
Genre film dalam sinopsis terbagi menjadi empat bagian. Memproyeksikan ragam perbedaan visual. Satu bagiannya memperlihatkan sebuah perahu kertas raksasa yang didorong oleh perahu-perahu kecil.
Baca Juga: Ini Film 5 Sahabat Di Gunung Semeru
Lembusura, atau legenda iblis gunung. Visual hujan abu turun di Jawa. Kelud merupakan gunung berapi aktif terletak di sebelah timur pulau Indonesia. Gunung Api sebagai salah satu gunung paling berbahaya di pulau Jawa. Gunung ini dikenal dengan letusan dahsyat nan eksplosif. Ketika hujan abu datang, mengalir ke celah tanah. Semuanya tertutup debu abu-abu halus – rumah, jalan, bunga, dan payung.
Menurut legenda, hujan abu disebabkan oleh setan yang marah bernama Lembusura memakai tudung ajaib dan tinggal di dalam gunung api (Gunung Kelud).
Para pemuda berangkat untuk menaklukkan masa lalu mistis mereka. Salah satunya berpakaian seperti iblis – dengan payudara terbesar, segera memancing yang lain untuk tertawa. Pemberlakuan pencarian ditampilkan secara utuh. Lembusura menari, memanjat pohon dan bukit.
Baca Juga: Keren, Hotel dan Destinasi Wisata di Kabupaten Serang Siap Jadi Lokasi Syuting Film
Bangunan cerita film seperti melihat kesungguhan pandangan yang diterapkan dalam etnologis khusus tentang wacana pasca kolonial ketika mengacu pada mistisisme dan kisah-kisah budaya lain ditangguhkan. Sutradara hendak menangguhkan mistisme berkelindan pada warisan alur cerita itu sendiri. Seperti dalam hujan abu turun tanpa henti, dan muazin memanggil.
Ketika hujan abu dampak akibat letusan Gunung Kelud menerpa Jogja, sekelompok anak muda setempat mengetahui adanya mitos tentang kemarahan Lembusura, sosok siluman yang menjaga Gunung Kelud.
Para pemuda ini lantas berusaha mereka-ciptakan sosok mitologis Jawa. Namun, alih-alih menampilkan keseraman sosok Lembusura, kita dihadirkan pada proses memvisualisasikan yang secara bebas bermain-main dengan representasi dan imajinasi melalui kamera dan pengadeganan.
Baca Juga: Apakah Game Roblox Aman Untuk Anak-anak? Waspadai 4 Bahaya Ini
Kebebasan dalam mengintepretasikan tersebut selain malahan membuat kesan seram tentang kisah mistik itu hilang, juga menyajikan suatu gambaran akan permainan bolak-balik antara fiksi dan dokumenter yang saling menyelinap.
Kita akan melihat suguhan warna sangat dominan dengan warna keseluruhan gambar memanfaatkan warna-warni unik untuk menonjolkan setan Lembusura.***
Artikel Terkait
Film Dua Garis Biru, Drama yang Menyisakan Sensasi Hangat di Relung Hati
Miliki Masalah Kesehatan Jiwa? Dokter Tak Sarankan Nonton Film Joker, Bahaya!
Keren, Hotel dan Destinasi Wisata di Kabupaten Serang Siap Jadi Lokasi Syuting Film
PHRI Banten: Sedihnya Film India Tak Sesedih Penutupan Destinisasi Pariwisata
Ini Film 5 Sahabat Di Gunung Semeru