للصائم ÙØ±ØØªØ§Ù† : ÙØ±ØØ© عند ÙØ·Ø±Ù‡ Ùˆ ÙØ±ØØ© عند لقاء ربه
“Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak.”[4]
Waktu mustajab Sebelum atau Sesudah Berbuka Puasa?
Terkadang menjadi pertanyaan adalah apakah waktu mustajab berbuka puasa itu sebelum berbuka puasa (menjelang berbuka) atau setelah berbuka puasa. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa asalnya waktu mustajab adalah sebelum berbuka puasa (menjelang berbuka) karena inilah keadaan seorang hamba masih berpuasa, badan mungkin ada sedikit lemah dan butuh makanan serta butuh dengan Rabb-nya. Akan tetapi, ada hadits membaca doa buka puasa setelah berbuka, sehingga bisa saja doa tersebut adalah setelah berbuka. Beliau berkata,
ïºï»Ÿïºªï»‹ïºŽïº€ ﻳﻜﻮﻥ ﻗﺒﻞ ïºï»¹ï»“ï»„ïºŽïº ï»‹ï»¨ïºª ïºï»Ÿï»ïº®ï»ïº Ø› ﻷﻧﻪ ï»³ïº ïº˜ï»¤ï»Š ﻓﻴﻪ ïºï»§ï»œïº´ïºŽïº ïºï»Ÿï»¨ï»”ﺲ ï»ïºï»Ÿïº¬ï» ï»ïºƒï»§ï»ª ﺻﺎﺋﻢ ØŒ ï»ï»›ï»ž ﻫﺬﻩ ïºƒïº³ïº’ïºŽïº ï»Ÿï»ºïºŸïºŽïº‘ïº” ï»ïºƒï»£ïºŽ ﺑﻌﺪ ïºï»Ÿï»”ﻄﺮ ﻓﺈﻥ ïºï»Ÿï»¨ï»”ﺲ ﻗﺪ ïºïº³ïº˜ïº®ïºïº£ïº– ï»ï»“ﺮﺣﺖ ï»ïºïº‘ﻤﺎ ïº£ïº¼ï» ïº– ï»ï»”ï» ïº” ØŒ ﻟﻜﻦ ï»ïºïº© ﺩﻋﺎﺀ ﻋﻦ ïºï»Ÿï»¨ïº’ﻲ ïº»ï» ï»° ïºï»Ÿï» ﻪ ï»‹ï» ï»´ï»ª ï»ïº³ï» ﻢ ﻟﻮ ﺻﺢ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻌﺪ ïºï»¹ï»“ï»„ïºŽïº ï»ï»«ï»® : ” ïº«ï»«ïº ïºï»Ÿï»ˆï»¤ïº„ ï»ïºïº‘ïº˜ï» ïº– ïºï»Ÿï»Œïº®ï»ï»• ï»ïº›ïº’ﺖ ïºï»·ïºŸïº® ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ïºï»Ÿï» ﻪ ” } ïºï»ïºï»© ﺃﺑﻮ ﺩïºï»ïº© ï»ïº£ïº´ï»¨ï»ª ïºï»·ï»Ÿïº’ﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩïºï»ïº© ( 2066 ) { ï»“ï»¬ïº¬ïº ï»» ﻳﻜﻮﻥ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ïºï»Ÿï»”ﻄﺮ ØŒ
“Doa (yang mustajab) adalah sebelum/menjelang berbuka yaitu ketika akan terbenam matahari. Karena saat itu terkumpul (sebab-sebab mustajabnya doa) berupa hati yang tunduk dan perasaan rendah (di hadapan Rabb) karena ia berpuasa. Semua sebab ini adalah penyebab doa dikabulkan. Adapun setelah berbuka puasa, badan sudah segar lagi dan nyaman. Bisa jadi ia lalai (akan sebab-sebab mustajab). Akan tetapi terdapat hadits yang seandainya shahih maka doa mustajab itu setelah buka puasa yaitu doa: Dzahabaz dzama’ wabtallail ‘uruq wa tsabatal ajru insyaallah. Maka doa mustajab itu setelah berbuka.”[5]
Secara umum doa orang berbuka puasa mustajab akan tetapi waktu berbuka ada keutamaannya lagi. Doa orang selama berpuasa adalah mustajab sebagaimana hadits,
ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ï»»ÙŽ ﺗÙﺮَﺩÙÙ‘ ﺩَﻋْﻮَﺗÙﻬÙﻢ٠ïºï»¹Ùﻣَﺎﻡ٠ïºï»ŸÙ’ﻌَﺎﺩÙï»Ù ï»ÙŽïºï»Ÿïº¼ÙŽÙ‘ﺎﺋÙﻢ٠ﺣَﺘَّﻰ ﻳÙﻔْﻄÙﺮَ ï»ÙŽïº©ÙŽï»‹Ù’ﻮَﺓ٠ïºï»ŸÙ’ï»¤ÙŽï»ˆÙ’ï» ÙﻮﻡÙ
“Ada tiga do’a yang tidak tertolak: (1) doa pemimpin yang adil, (2) doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, (3) doa orang yang terzhalimi.”[6]
An-Nawawi menjelaskan,
ﻳﺴﺘﺤïºÙ‘ ï»Ÿï» ïº¼ïºŽïº‹ï»¢ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﻓﻲ ﺣَﺎï»Ù ﺻَﻮْﻣÙﻪ٠ﺑÙﻤÙﻬÙﻤَّﺎﺕ٠ïºï»ŸÙ’ﺂﺧÙﺮَﺓ٠ï»ÙŽïºï»ŸïºªÙّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻪ٠ï»ÙŽï»ŸÙﻤَﻦْ ﻳÙﺤÙïºÙÙ‘ ï»ÙŽï»ŸÙï» Ù’ï»¤Ùïº´Ù’ï» ÙﻤÙﻴﻦَ
“Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya (selama ia berpuasa) dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.” (RED)
Berita ini telah tayang di muslim.or.id, dengan judul: Doa Mustajab Setelah atau sebelum Berbuka Puasa?