TOPMEDIA - Data Badan Pusat Statistik Provinsi Banten menyampaikan data penduduk miskin Provinsi Banten pada periode Maret 2025 turun 4,7 ribu orang atau 0,07 persen menjadi 772,78 ribu orang atau 5,63 persen dari 777,49 ribu orang atau 5,70 persen pada September 2024.
Penurunan penduduk miskin turut didorong oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan pada industri pengolahan berdasarkan statistik BPS.
Pada periode ini, angka garis kemiskinan pengeluaran rumah tangga di Provinsi Banten sebesar Rp3.571.692. Sedangkan Garis Kemiskinan per kapita mencapai Rp684.232.
Rata - rata rumah tangga miskin di Provinsi Banten memiliki anggota rumah tangga sebanyak 5,22 orang.
Baca Juga: Pengalaman Pribadi jadi Inspirasi Andra Soni Terapkan Sekolah Gratis Sekolah Swasta
Garis kemiskinan untuk kebutuhan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan, setara 2.100 kalori per kapita per hari pada 52 jenis komoditi.
Sedangkan garis kemiskinan untuk kebutuhan bukan makanan adalah nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok bukan makanan lainnya. Di perkotaan mencapai 51 jenis komoditi bukan makanan. Sedangkan di perdesaan mencapai 47 jenis komoditi bukan makanan.
Peran komoditas pangan mencapai 73,01 persen dalam angka garis kemiskinan. Jenis komoditas makanan itu antara lain: beras, telur ayam ras, rokok filter, dan kopi bubuk instan. Sedangkan komoditas bukan makanan antara lain: perumahan, bensin, pendidikan, listrik, serta perlengkapan mandi.
Paska pandemi Covid-19, tren penurunan angka kemiskinan di Provinsi Banten terus terjadi sejak periode Maret 2023. Dari 6,24 persen pada periode September 2022 turun menjadi 5,63 pada periode Maret 2025.
Baca Juga: Ikuti Arahan Bupati Serang, Disnaketrans Kabupaten Serang Bantu Warga Masuk Kerja
Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2025 sebesar 5,58 persen. Dibanding September 2024, jumlah penduduk miskin Maret 2025 perkotaan naik sebanyak 21,4 ribu orang.
Sementara itu, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2025 sebesar 5,89 persen. Jumlah penduduk miskin perdesaan menurun sebanyak 26,1 ribu orang.
BPS Provinsi Banten mencatat, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2024-Maret 2025. Antara lain: pertama, terjadi penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada periode Februari 2024 – Februari 2025 sebesar 0,38 persen poin.
Kedua, inflasi y-o-y pada periode Maret 2024–Maret 2025 terkendali sebesar 0,70 persen, ketiga, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada Triwulan III Tahun 2024 (y-o-y) sebesar 4,61 persen dan Triwulan I Tahun 2025 (y-o-y) sebesar 5,48 persen; serta keempat, industri pengolahan baik secara q-to-q dan y-o-y tumbuh secara positif, yaitu sebesar 0,61 persen dan 4,51 persen.***
Artikel Terkait
Pemprov Banten Gelontorkan Biaya Rp 159 Miliar Untuk Program Sekolah Gratis
Mahasiswa Uniba Berikan Edukasi Program Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga di Desa Montor
Kopdes Merah Putih, Motor Presiden untuk Gerakkan Ekonomi Desa
ACC Hadirkan Harapan Baru untuk Pendidikan di Pelosok
Takdim Terhadap Ulama, DPP Perguruan Pencak Silat Terumbu Banten Apresiasi Polda Banten Tangkap Pelaku ujaran Kebencian
KORMI Banten Kirim 600 Peserta dan Official Pada Ajang FORNAS VIII di NTB Tahun 2025
Ikuti Arahan Bupati Serang, Disnaketrans Kabupaten Serang Bantu Warga Masuk Kerja
Sekda Banten Nonaktifkan Tiga Guru SMAN 4 Kota Serang Terkait Dugaan Pelecehan Seksual
Pengalaman Pribadi jadi Inspirasi Andra Soni Terapkan Sekolah Gratis Sekolah Swasta
HKG PKK ke-53 jadi Momentum Perkuat Kolaborasi Menuju Indonesia Emas 2045