Presiden Erdogan Kesal Krisis di Jalur Gaza Bukti Runtuhnya Tatanan Global Tak Lebih Dari Sekadar Slogan

photo author
- Jumat, 1 Maret 2024 | 22:29 WIB
Presiden Erdogan (Topmedia.co.id / Istimewa)
Presiden Erdogan (Topmedia.co.id / Istimewa)

TOPMEDIA - Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki menegaskan bahwa konflik di Gaza merupakan bukti runtuhnya tatanan global, senada dengan konflik di Suriah, Yaman, Libya, dan Ukraina.

Hal tersebut terungkap saat Presiden Erdogan berbicara di Forum Diplomasi Antalya. Dia juga mengatakan abad ini telah menjadi era krisis lantaran tatanan internasional yang berdasarkan aturan telah kehilangan artinya dan menjadi tidak lebih dari sekadar slogan.

“Saat ini, sistem internasional tanpa konsep fundamental seperti solidaritas, keadilan dan kepercayaan tak dapat memenuhi tanggung jawab minimal sekalipun,” tegas dia dalampidatonya di Mediterania bagian selatan Turki.

Persoalan pembantaian Israel yang berlangsung di Jalur Gaza, sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30 ribu masyarakat Palestina.

Baca Juga: Fakta Menarik Avatar Kyoshi, Avatar yang Pernah Salah Pilih dan Paling Kejam, Berikut Penjelasannya

Negara – negara Barat, kata Presiden Turki, tanpa syarat telah mendukung Tel Aviv “terlibat dalam pertumpahan darah dengan kebijakan munafik mereka”.

“Di Jalur Gaza bukanlah sebuah konflik, itu adalah genosida, karena perang pun memiliki aturannya sendiri,” jelasnya.

“Saya sedang berbicara tentang pengkhianatan, penargetan secara tak terhormat, kebiadaban yang tak miliki rasa hormat,” jelasnya menambahkan.

Pada pembunuhan brutal masyarakat sipil, kata Erdogan, termasuk perempuan dan anak – anak di Gaza, kepercayaan terhadap keadilan dan ketertiban global pun telah ternodai.

Baca Juga: Asyik, ASN Akan Dipindahkan di Ibu Kota Nusantara, Ada 5 Fase Pemindahan, Cek Disini

Dikatakan Presiden Turki, untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan integritas territorial dan Ibu Kotanya di Yerusalem Timur berdasarkan perbatasan yang ditetapkan 1967.

“Masyarakat global hanya perlu membayar utangnya kepada Palestina lewat pembentukan Negara Palestina,” ujarnya.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Sumber: Anadolu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X