Asal Usul santri Di Indonesia, Momen Hari Santri Nasional di 22 Oktober 2022

photo author
- Rabu, 31 Agustus 2022 | 23:47 WIB
Ilustrasi Santri Ngaji
Ilustrasi Santri Ngaji

Istilah santri, menurut pendapat itu, diambil dari salah satu kata dalam bahasa Sanskerta, yaitu sastri yang artinya melek huruf atau bisa membaca.

Baca Juga: Kabupaten Serang Dijadikan Pilot Project Program ITC-IPDMIP

Versi ini terhubung dengan pendapat C.C. Berg yang menyebut istilah santri berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India. Berarti orang yang mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu. 

Sanskerta merupakan bahasa liturgis dalam agama Hindu, Buddha, dan ajaran Jainisme, serta salah satu dari 23 bahasa resmi di India. 

Sanskerta pernah digunakan di Nusantara pada masa Hindu dan Buddha yang berlangsung sejak abad ke-2 Masehi hingga menjelang abad ke-16 seiring runtuhnya Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Partai Berkarya Tak Lolos Verifikasi, Ketua MPW PKS Banten: Siap Menyambut Berkarya

Karel A. Steenbrink, seperti dikutip oleh Zamakhsyari Dhofir dalam buku Tradisi Pesantren (1985), mendukung rumusan Berg dan meyakini bahwa pendidikan pesantren, yang kemudian lekat dengan tradisi edukasi Islam di Jawa, memang mirip dengan pendidikan ala Hindu di India jika dilihat dari segi bentuk dan sistemnya. 

Nurcholis Madjid lewat buku Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan (1999) menautkan pendapat tersebut dengan menuliskan bahwa kata “santri” bisa pula berasal dari bahasa Jawa, yakni cantrik yang bermakna "orang atau murid yang selalu mengikuti gurunya". 

Ada pula yang mengaitkan asal usul istilah “santri” dengan kata-kata dalam bahasa Inggris, yaitu sun (matahari) dan three (tiga), menjadi tiga matahari.

Baca Juga: Wamendagri Sampaikan 4 Hal Strategis Terkait DOB Papua

Dinukil dari tulisan Aris Adi Leksono bertajuk “Revitalisasi Karakter Santri di Era Milenial” dalam NU Online, maksud tiga matahari itu adalah tiga keharusan yang harus dimiliki oleh seorang santri, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. 

Istilah “santri” bisa pula dimaknai dengan arti “jagalah tiga hal”, sebagaimana yang tertulis di buku Sejarah Pergerakan Nasional (2015) karya Fajriudin Muttaqin dan kawan-kawan, yaitu menjaga "ketaatan kepada Allah, menjaga ketaatan kepada Rasul-Nya, dan menjaga hubungan dengan para pemimpin". 

Dari bahasa Arab, asal usul istilah “santri” juga bisa ditelaah. Kata “santri” terdiri dari empat huruf Arab, yakni sin, nun, ta’, dan ro’ yang masing-masing mengandung makna tersendiri dan hendaknya tercermin dalam sikap seorang santri, demikian dikutip dari buku Kiai Juga Manusia: Mengurai Plus Minus Pesantren (2009).

Baca Juga: Puluhan Tahun Kekurangan Air Bersih di Watu Lawang Kota Cilegon, Sanuji Tekan PDAM

Menurut ulama dari Pandeglang, Banten, K.H. Abdullah Dimyathy, huruf sin merujuk pada satrul al ‘awroh atau "menutup aurat"; huruf nun berasal dari istilah na’ibul ulama yang berarti "wakil dari ulama"; huruf ta’ dari tarkul al ma’ashi atau "meninggalkan kemaksiatan"; serta huruf ‘ro dari ra’isul ummah alias "pemimpin umat". 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X