TOPMEDIA – Dalam sebuah kisah terilis dalam Al-Qur'an dan hadits, ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan Nabi Ismail lagi untuk waktu tertentu sebagaimana dikehendaki Allah SWT.
Nabi Ibrahim datang kembali, saat Nabi Ismail meruncingkan anak panahnya di bawah kemah dekat Zamzam.
Nabi Ibrahim melihatnya, dia segera menghampirinya dan berbuat sebagaimana layaknya seorang ayah terhadap anaknya dan seorang anak terhadap ayahnya.
Baca Juga: Kisah Operasi Penumpasan Pemimpin Yahudi Ka’ab al-Asyraf
Kemudian dia berkata, “Wahai Ismail, Allah memerintahkanku dengan suatu perintah.”
Ismail berkata, “Lakukanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu.”
Ibrahim berkata lagi, “Apakah kamu akan membantu aku?”
Ismail berkata, “Ya, aku akan membantumu.”
Ibrahim berkata, “Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di tempat ini.”
Dalam Alquran yang berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, terdapat pula sederet kisah Nabi dan Rasul yang tertuang di dalamnya. Hal ini sebab kisah-kisha yang diceritakan dalam Alquran tersebut mengandung hikmah dan makna tersendiri bagi umat Muslim.
Baca Juga: Kisah Kebersamaan Ummu Aiman Sebagai Pengasuh Rasulullah
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111)
Artinya: “Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaffat: 99-111).
Nabi Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi dibanding sekelilingnya. Di dekat tempat itulah keduanya meninggikan pondasi Baitullah. Nabi Ismail bekerja mengangkut batu-batu sedangkan Nabi Ibrahim yang menyusunnya (membangunnya) hingga ketika bangunan sudah tinggi.
Baca Juga: Kisah Pernikahan Utsman bin Affan dengan Ummu Kultsum
Nabi Ismail datang membawa batu itu lalu meletakkannya untuk Nabi Ibrahim agar bisa naik di atasnya sementara Nabi Ismail memberikan batu-batu.
Artikel Terkait
Kisah Sahabat Nabi, Keutamaan yang Dipegang Teguh Abu Bakar ash-Shiddiq
Kisah Sahabat Nabi, Abu Bakar As Siddiq Penuh Keteladanan
Kisah Perang Uhud, Kaum Muslimin Melawan Musyrikin Quraisy
Kisah Istri Nabi Muhammad SAW, Mariyah Al-Qibtiyah Perempuan dari Mesir
Kisah Rasulullah SAW Menunjuk Khalifa Abu Bakar sebagai Imam
Kisah Khalifa Abu Bakar Melepas Perlindungan Ad Dughna