Kisah Kebersamaan Ummu Aiman Sebagai Pengasuh Rasulullah

photo author
- Rabu, 18 Mei 2022 | 07:38 WIB
Ilustrasi foto, ibu persusuan (pexels)
Ilustrasi foto, ibu persusuan (pexels)

Ummu Aiman menjawab, “Bagaimana bisa aku tidak menangis sementara Rasulullah menangis.”

Rasulullah mengatakan, “Sungguh aku menangis (bukan karena musibah) tapi ini adalah kasih sayang.”

Baca Juga: Kisah Khalifa Abu Bakar Melepas Perlindungan Ad Dughna

Rasulullah melanjutkan, “Setiap saat seorang mukmin dalam kondisi yang baik. Nyawanya terpisah dari badannya sedang dia memuji Allah.” (Sunan an-Nasai, Bab fil Buka’ ‘alal mayyit 1843. Al-Albani mengomentarinya shahih).

Rasulullah memanggil Ummu Aiman dengan “Wahai ibu.” Saat memandang Ummu Aiman, Nabi berkata, “Ini adalah bagian dari keluargaku.”

Dari Ummu Aiman radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihati keluarganya dengan mengatakan,

Baca Juga: Kisah Rasulullah SAW Menunjuk Khalifa Abu Bakar sebagai Imam

لا تُشْرِكْ باللهِ شيئًا، و إنْ قُطِّعْتَ و حُرِّقْتَ، و لا تَعْصِ و الدَيْكَ، وإنْ أمرَاكَ أنْ تُخَلِّيَ من أهلِكَ ودُنياكَ فتخلَ، ولا تشربنَ خمرًا فإِنَّها مِفْتَاحُ كلِّ شَرٍّ، ولا تَتْرُكَنَّ صَّلاةَ مُتَعَمِّدًا، فمَنْ فعلَ ذلكَ فقد بَرِئَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ رَسُولِه

“Jangan menyekutukan Allah degan sesuatu apapun. Walaupun engkau dibunuh atau dibakar. Jangan durhakai kedua orang tuamu. Jika engkau diperintah untuk memisahkan antara keluarga dan duniamu, lakukanlah. Jangan meminum khamr.

Karena khamr itu kunci segala keburukan. Jangan kalian bersengaja meninggalkan shalat. siapa yang melakukan hal itu, maka dia telah melepaskan diri dari perlindungan Rasul-Nya.” [Shahih at-Targhib 571].***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Sumber: Islam Story

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X