TOPMEDIA – Pada tahun 624 SM, kaum Quraisy dari Makkah mengerahkan kekuatan pasukan terkuatnya untuk memberikan pertempuran kepada kaum Muslim.
Maksud kaum Quraisy untuk menghancurkan mereka kaum Muslim. Ketika Nabi Muhammad saw mengetahui niat orang Quraisy, dia mengadakan pertemuan dengan panglima perang di Madinah.
Di sebuah majelis, Abu Bakar Ash Siddiq adalah orang pertama yang bangkit dan menawarkan diri untuk mengorbankan nyawanya demi membela Islam.
Baca Juga: Kisah Istri Nabi Muhammad SAW, Mariyah Al-Qibtiyah Perempuan dari Mesir
Kaum Muslimin hanya bisa mengerahkan kekuatan 313 orang untuk berperang melawan kaum Quraisy.
Dengan kekuatan yang sedikit itu, Nabi Muhammad saw bergerak dari Madinah ke Badar, sekitar delapan puluh mil jauhnya
Muslimah paling berani. Di Badr sebuah paviliun dibangun untuk Nabi Muhammad saw di mana dia berdoa.
Baca Juga: Kisah Perang Uhud, Kaum Muslimin Melawan Musyrikin Quraisy
Abu Bakar berdiri sebagai penjaga sekaligus pelindung Nabi dengan pedang terhunus di dekatnya, menjaga dari serangan musuh.
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Ali bertanya kepada rekan-rekannya tentang siapa yang mereka anggap paling berani di antara umat Islam.
Semua dari mereka mengatakan bahwa Ali adalah yang paling berani. Ali berkata: "Tidak. Abu Bakar adalah orang yang paling berani.
Baca Juga: Kisah Sahabat Nabi, Keutamaan yang Dipegang Teguh Abu Bakar ash-Shiddiq
Pada perang Badar kami telah menyiapkan sebuah paviliun untuk Nabi Muhammad saw, tetapi ketika kami diminta untuk menawarkan diri kami untuk tugas menjaganya, tidak ada yang maju kecuali Abu Bakar.
Dengan pedang terhunus dia berdiri di sisi Nabi Allah dan menjaganya dari orang-orang kafir dengan menyerang mereka yang berani maju ke arah Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, dia adalah orang yang paling berani.”
Doa Nabi Muhammad. Pada perang Badar, kekuatan kaum Quraisy tiga kali lebih besar dari kekuatan kaum Muslimin. Orang-orang Muslim tidak diperlengkapi dengan baik, tetapi orang-orang Quraisy dipersenjatai dengan baik.
Artikel Terkait
Kisah Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, Selalu Infaq Apa yang Ia Kagumi
Kisah Al-Ala’ bin al-Hadhrami, Berdoa untuk Kendalikan Air
Kisah Qais bin Muslim, Tidak Jadi Bertemu karena Shalat Tahajud
Kisah Sufyan Ats Tsauri dan Air Zamzam
Islam dan Perniagaan yang Menguntungkan, Kisah Sahabat Rasulullah
Kejujuran Ka'ab bin Malik Berubah Menjadi Nikmat, Kisah Sahabat Rasulullah SAW