Kejujuran Ka'ab bin Malik Berubah Menjadi Nikmat, Kisah Sahabat Rasulullah SAW

photo author
- Jumat, 8 April 2022 | 16:56 WIB
Ilustrasi foto, kejujuran dalam berbuat pegangan umat Islam (pexels)
Ilustrasi foto, kejujuran dalam berbuat pegangan umat Islam (pexels)

Baca Juga: Kisah Hubaib dan Ashim, Sahabat Nabi yang Jenazahnya Dilindungi Lebah

Ada di antara sahabat yang membuat keterangan bahwa Ka ab berhalangan perang karena takut pada istrinya.

Walaupun keterangan ini sempat ditolak oleh Thalhah bin Ubaidillah, tapi "nasi sudah menjadi bubur" di mana hingga pertempuran usai Ka'ab bin Malik tercatat tidak ikut serta bertempur.

Akibatnya sesudah semua sahabat kembali ke Madinah, Ka ab bin Malik dikenai sanksi sosial yakni dikucilkan selama 50 hari.

Baca Juga: Seseorang yang Bertaubat, Kisah Pada Masa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam

Dia juga belum bisa menemui Rasulullah SAW untuk memberikan klarifikasi karena banyak tamu yang juga ingin bertemu Rasulullah. Ka'ab bin Malik yang dari mulanya sedang menghadapi masalah ekonomi hanya bisa meratapi nasibnya.

Semua anggota masyarakat Madinah terlanjur tidak mau bertegur sapa dengannya. Dikisahkan kalau yang mau bertegur sapa hanya satu orang beragama Nasrani, yang simpatik terhadapnya dengan iming-iming pindah agama. Tentu saja ajakan itu dia tolak.

Ka ab bin Malik berhasil menemui Rasulullah untuk membuat klarifikasi pada hari ke-50 setelah ia memetik hasil panenan kurmanya.

Baca Juga: Kisah Amir bin Al-Akwa, Syair dan Perang Khaibar

Dia ingin menyedekahkan seluruh hasil panenannya itu, sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar dan Utsman, tapi ditolak Rasulullah. Beliau menyarankan agar Ka'ab menyedekahkan 1/3-nya saja dari hasil panennya.

Di hadapan pemimpin yang sangat dihormatinya itu, Ka ab bin Malik menjelaskan alasan sesunggungnya kenapa dia tidak hadir dalam perang Tabuk.

Setelah Rasulullah menyimak dan mempertimbangkan alasannya, beliau memerintahkan Ka'ab untuk bertaubat. Beliau juga memerintahkan Ka ab untuk sujud syukur karena taubatnya diterima Allah SWT.

Baca Juga: Kisah Sahabat Nabi, Malaikat Menaungi Abdullah bin Haram dengan Sayapnya

Di dalam kitab al-Muwafaqat juz III halaman 270, imam al-Syathibi berkomentar bahwa hanya sekali-kalinya Rasulullah mewajibkan sujud syukur kepada umatnya, yakni khusus kepada Ka'ab bin Malik.

Hal ini bukan berarti Rasulullah ingin memberi beban lebih kepada Ka'ab, tetapi semata-mata karena beliau sayang kepada sahabatnya itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Sumber: Kemenag

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X