Kisah Perang Badar, Perang Dahsyat di Bulan Ramadhan-I

photo author
- Minggu, 6 Februari 2022 | 16:30 WIB
Ilustrasi foto tangkap layar peta Perang Badar ( Panglima Perang)
Ilustrasi foto tangkap layar peta Perang Badar ( Panglima Perang)

TOPMEDIA - Badar adalah nama suatu tempat yang terletak antara Mekah dengan Madinah dimana terdapat mata air. Dinamakan perang Badar karena peperangan itu berlangsung di tempat itu, yaitu antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin.

Dalam ringkasan Tafsir Ibnu Kasir Jilid 2 disebutkan, bahwa kaum muslimin berjumlah 310 dan kaum musyrikin berjumlah seribu lebih.

Perang Badar itu terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Kisah ringkas peperangan Badar dapat diikuti sebagai berikut ini. Dalam Fiqhus-Siroh karya Muhammad Al-Gazali diceritakan, bahwa tersiar berita di Kota Madinah tentang adanya sebuah kafilah besar kaum musyrikin Qureisy berangkat meninggalkan Syam pulang ke Mekah.

Baca Juga: Ini Doa Antara Dua Sujud Yang Banyak Orang Tidak Tahu

Kafilah itu membawa barang peniagaan yang sangat besar nilainya. Seribu ekor unta pemenuh. Muatan barang-barang berharga di bawah pimpinan Abu Sofyan bin Harb diikuti oleh tokoh-tokoh Mekah lainnya yang jumlah keseluruhannya tidak lebih dari 30 sampai 40 orang.

Ketika berita itu sampai kepada Rasulullah SAW. Beliau lalu mengajak kaum muslimin menyambut kedatangan kahalifah tersebut.

Rosulullah berkata: “Inilah kafilah Qureisy yang membawa harta kekayaan mereka. Berangkatlah menghadang mereka, mudah-mudahan Allah akan menyerahkan harta benda mereka kepada kamu sekalian”.

Baca Juga: Sholat Taubat Nasuha Yang Sesuai Anjuran Rasulullah SAW Dan Bacaan Doa Lengkap

Ajakan Rasulullah tersebut segera dipenuhi oleh sebagian kaum muslimin, dan ada sebagian lagi keberatan. Mereka yang keberatan dan enggan mengira Rasulullah tidak akan ikut menghadapi peperangan.

Ilustrasi foto tangkap layar suasana perang di gurun pasir
Ilustrasi foto tangkap layar suasana perang di gurun pasir (Tafakkur Fiddin )

Terhadap mereka yang enggan untuk ikut serta Rosulullah sangat prihatin. Beliau memperingatkan jika sekiranya kaum muslimin tidak mengambil kesempatan, niscaya harta kekayaan itu akan luput, dan penduduk Mekah pasti akan menyerbu Madinah.

Oleh karena itu beliau bertekat bersama kaum muslimin, yang atas kemauan sendiri, menghadap kaum musyrikin. Semula kaum muslimin yang ikut serta berangkat bersama Rasulullah mengira keberangkatan kali ini akan sama dengan tugastugas seperti sebelumnya.

Baca Juga: Prof Dr Muhammad Quraish Shihab: Doa Itu Separuh dari Keberhasilan

Sama sekali tidak terlintas dipikirkan mereka bahwa ekspedisi kali ini akan mengalami suatu kejadian yang paling penting dalam sejarah Islam.

Sementara itu, rombongan kaum musyrikin ketika telah dekat Hijaz dalam perjalanan pulang, mengerahkan beberapa orang mata-mata untuk memantau keadaan karena khawatir akan keselamatan rombongan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Sumber: Panglima Perang, Fiqhus-Siroh-Muhammad Al-Gazali

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X