Prof Dr Muhammad Quraish Shihab: Doa Itu Separuh dari Keberhasilan

photo author
- Senin, 1 November 2021 | 09:22 WIB
Ilustrasi anak berdo'a (Foto : Net)
Ilustrasi anak berdo'a (Foto : Net)

SERANG, TOPmedia - Doa itu separoh dari keberhasilan. Kalimat ini dikemukakan oleh pakar tafsir Alquran, Prof Dr Muhammad Quraish Shihab. Menurut mantan Menteri Agama RI ini, dengan berdoa berarti ada optimisme bahwa suatu pekerjaan akan berhasil. ''Kalau tidak ada optimisme, bagaimana kita yakin bahwa suatu pekerjaan akan berhasil,'' katanya. Namun demikian, lanjut doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini, berdoa saja tanpa ada ikhtiar tentu tidak cukup. Begitu pula sebaliknya. ''Kedua-duanya, doa dan upaya keras, harus berimbang. Tidak bisa hanya menjadikan salah satunya sebagai andalan,'' mantan rektor IAIN (kini Universitas Islam Negeri/UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menjelaskan.

Mengapa sih kita harus berdoa?

Ya, Allah SWT menyuruh kita untuk bekerja dan berdoa. Alquran menjelaskan, mintalah pertolongan untuk mendapatkan apa yang kamu kehendaki melalui ketabahan dan kerja keras. Jadi jelas sekali, berdoa, bekerja, dan selanjutnya bertawakal harus seiring dan seimbang dalam kehidupan sosial manusia. Hal ini juga menegaskan bahwa upaya apapun tanpa diiringi dengan doa dan tawakal, sangat boleh jadi keinginan itu tak akan terkabul. Atau kalaupun tercapai, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Begitu pula berdoa saja tanpa berikhtiar, buahnya pun mungkin akan sia-sia, hampa saja.

Tapi kenyataannya, banyak orang yang bekerja keras, meski mungkin tanpa doa, juga berhasil?

Itu benar. Tapi hasil seperti apa yang dicapai, ini yang harus dipertanyakan. Sebab, ada kalanya hasil sesuai, tapi juga ada kalanya tak sesuai yang diinginkan. Nah, menurut saya, sukses dalam artian sebenarnya tidak akan dapat tercapai tanpa bantuan pertolongan Tuhan. Dalam konteks ini pula, bisa saja orang itu sukses secara lahiriyah, tapi tanpa bantuan Tuhan dampak buruknya akan menimpa orang itu sendiri. Karena itu, kita selalu diminta berdoa.

Ada yang namanya doa itu permintaan. Saya contohkan, seorang pengemis yang sedang duduk di pinggir jalan tanpa ia harus meminta dan hanya menyodorkan tangannya bahwa memang kondisinya seperti itu, tanpa dia meminta pun saya akan menjulurkan tangan memberi bantuan. Jadi, doa tak harus dengan ucapan dan menengadahkan tangan, tapi yang terpenting adalah adanya perasaan dan kondisi kejiwaan yang menampakkan kebutuhan kepada Tuhan.

Namun, banyak orang berdoa, banyak pula yang tak terkabul. Kalau begitu doa seperti apa yang terkabul?

Di dalam Alquran dikatakan seperti ini: 'Saya (Allah) akan mengabulkan doa orang yang berdoa'. Makna ini menjelaskan: Pertama, bahwa orang berdoa tapi dinilai Tuhan sebagai tidak berdoa. Boleh jadi orang itu menduga dirinya telah berdoa, tapi Tuhan menilainya lain, yakni tidak berdoa. Jadi ada persyaratan-persyaratan tertentu yang mengantarkan kepada penerimaan doa seseorang.

Syarat-syarat terkabulnya doa itu apa saja?

Ada persyaratan psikologis, persyaratan kelakuan, dan persyaratan lainnya. Nah, Nabi SAW misalnya bersabda begini: 'Ada seorang kusut wajahnya, tidak teratur rambutnya, menengadah ke langit berdoa kepada Tuhan. Bagaimana akan dikabulkan doanya kalau pakaiannya haram, kalau makanannya haram, dan seterusnya'. Ada pula kondisi psikologis, bahwa doa yang ijabah (terkabul) itu yang dilakukan dengan niat tulus ikhlas, hati bersih, dan semata-mata bagi kebaikan baik orang itu maupun orang lain. Jadi persyaratan itu amat penting.

Apakah ada tempat-tempat khusus bagi doa yang ijabah, misalnya di Raudlah di Masjid Nabawi?

Sebenarnya tidak musti demikian. Tetapi ada tempat-tempat di mana Tuhan menjadikan tempat atau waktu itu sebagai saat yang afdhal. Persoalannya memang tak dapat dipungkiri, ada beberapa tempat yang dianggap semacam 'keramat' atau semacamnya, bagi terkabulnya doa tersebut. Tetapi hemat saya, hal itu tak mesti seperti itu. Yang penting niat dan kejiwaannya memenuhi persyaratan. Tempat, saya kira, tidak mutlak. Di manapun, asal berdoanya benar dalam arti luas, saya yakin akan dikabulkan.

Menurut Anda, mana yang lebih utama, berdoa sendiri-sendiri atau berjamaah (bersama-sama)?

Dua-duanya sama baik. Hanya mungkin doa yang dilakukan bersama itu akan lebih baik. Memang, seperti yang saya singgung tadi, tidak semua doa akan dikabulkan. Hanya saja pengabulan itu bermacam-macam. Yang pertama, ada doa yang dikabulkan persis sesuai permintaan dalam waktu dan keadaan yang diminta. Tapi ada pula yang dikabulkan, namun diubah (permintaan itu). Seperti anak saya minta motor, tapi saya tidak belikan dia motor sebab risiko bahayanya besar, tabrakan misalnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

X