Memelihara Adab Berarti Menjaga Diri dari Keburukan yang Merugikan, Simak Ilmu Adab Disini

photo author
- Kamis, 9 Maret 2023 | 19:00 WIB
Foto ilustrasi Nabi (foto: Istimewa)
Foto ilustrasi Nabi (foto: Istimewa)

TOPMedia - Dunia sekarang sudah tak baik-baik saja, pertikaian, perdebatan sudah menjadi hal yang biasa-biasa saja, terutama saat berbicara isu politik pemerintahan.

Semua tentu saja tidak dilarang secara agam, yang dilarang adalah sifat yang terlalu berlebihan.

Nah untuk yang suka berdebat terutama dalam urusan yang menyinggung sariat agama atau hukum Islam dan hadist, ada baiknya perhatikan hal ini.

Seorang Muhyiddin Muhammad Ibnu Arabi, seorang sufi besar dan filsuf dari Spanyol dalam karya kitabnya menuliskan pembahasan dalam Futuhat Al Makkiyah yaitu bagaimana seorang muslim memaknai kehadiran Rasulullah SAW.

Ibnu ‘Arabi menyerukan agar setiap kali mendengar berita tentang Rasulullah SAW. baik berupa hadis, sirah nabawi, kisah, dan lain sebagainya haruslah senantiasa menjaga adab. Adapun adab tersebut sesungguhnya telah diajarkan langsung oleh Allah SWT.

Baca Juga: Meneladani Sikap dan Sifat Rasulullah SAW, Nabi Melakukan Hal Ini dalam Kesehariannya

Pertama, saat mendengar hadis dan berita tentang Rasulullah Saw. hendaklah menghadirkan hati dengan setulusnya seakan kita tengah berhadapan, mendengarkan atau melihat langsung Rasulullah Saw. Apapun yang berkenaan dengan Rasulullah Saw. merupakan perkataan agung, maka sikap yang semestinya adalah tenang dan menyimaknya dengan baik-baik. Sama halnya saat mendengar bacaan al-Qur’an, mendengarkan hadis dengan adab yang baik dapat menjadi sebab turunnya rahmat, karena sejatinya Rasulullah Saw. adalah al-Qur’an itu sendiri. Segala cara hidup dan akhlak beliau adalah cerminan dari nilai-nilai al-Qur’an. Allah Swt. berfirman:

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-A’raf [8] : 204)

Kedua, simaklah hadis dan berita tentang Rasulullah Saw. sampai selesai. Jangan menyela atau memotongnya dengan omong kosong dan abai. Ini merupakan bagian dari tawaduk yang dapat mengeratkan hubungan kita dengan kalbu mulia beliau, yang berikutnya juga membantu mengencangkan tali “hablun min allah”. Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. adalah wahyu yang sumbernya dari Allah Swt. Jadilah pendengar yang baik sebagaimana Rasulullah Saw. telah dididik oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

Baca Juga: Citra Swarna Group Resmikan Show Unit Cluster Amara, Hanya Di Citra Swarna Tembong City Serang Banten

وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ

“Janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu.” ( Tahaa [20] : 114 )

Ketiga, tempatkanlah hadis dan berita tentang Rasulullah Saw. pada perhatianmu yang paling tinggi. Muliakan sebagaimana kita memuliakan sosoknya. Jangan sampai mengangkat suara atau melantangkannya sebagaimana sudah biasa kita lakukan saat berbicara dengan orang lain. Jangan campur-adukkan dengan perkataanmu yang tidak ada hubungannya sama sekali. Inilah bentuk menghadirkan Rasulullah Saw. dalam kehidupan kita. Meskipun kita tidak pernah bertemu langung dengan beliau, perlakukanlah apa yang datang dari beliau sebagaimana diperintahkan oleh Allah Swt. kepada para sahabat yang hidup bersama beliau. Telah ditegaskan di dalam al-Qur’an:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X