Data Pengguna Aplikasi Signal Bocor, Berikut Resikonya

TOPMEDIA – Perusahaan Aplikasi Signal dengan layanan verifikasi nomor telepon, mengalami serangan phishing atau kebocoran data pengguna. Berikut resikonya untuk pengguna.

Signal merupakan sebuah layanan pengiriman pesan enkripsi lintas platform yang dikembangkan oleh Signal Technology Foundation dan Signal Messenger LLC.

Sekitar 1.900 nomor ponsel pengguna Signal terpapar dalam pelanggaran data, setelah Twilio. Dilansir laman PhoneArena, Twilio mengungkapkan pelanggaran terjadi pada awal Agustus.

Pelaku yang saat ini tidak dikenal menggunakan penipuan phishing di aplikasi Signal untuk mendapatkan detail login dan mengakses akun 125 pelanggan.

Baca Juga: Bank Indonesia Luncurkan Uang Rupiah Kertas Baru, Ini Cara Penukarannya !

Meskipun tidak jelas pelanggan mana yang terpengaruh, Twilio biasanya melayani perusahaan dan organisasi besar.

Aplikasi Signal adalah platform media pertukaran pesan populer yang mendapatkan popularitas besar-besaran setelah WhatsApp pada Januari 2021.

Perubahan pada kebijakan privasinya dimana Signal akan membagikan data pengguna dengan Facebook, ternyata pembaruan ini kemudian dibatalkan.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana untuk Mengurangi Nyeri Otot Pasca Latihan

Penyusup dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi pengguna Signal. Mendaftarkan ulang nomor pengguna ke perangkat lain. Data pengguna rawan disalahgunakan.

Untuk membatasi kerusakan dan kebocoran data, Signal segera mengambil langkah, membatalkan pendaftaran aplikasi di semua perangkat yang ditautkan ke akun yang terpengaruh dan memaksa pengguna untuk mendaftar ulang.

Selain itu, perusahaan juga merekomendasi untuk mengaktifkan kunci pendaftaran yang melarang siapa pun dapat mendaftar ulang di perangkat lain tanpa memberikan kode PIN.

Baca Juga: 7 Cara Berhenti Membandingkan Kehidupan Diri Sendiri dengan Orang Lain

Pelaku mencari tiga nomor telepon dan mendaftarkan ulang akun salah satu pengguna Signal.

Aplikasi Signal tidak menyimpan riwayat obrolan atau kontak online hingga pelanggaran tersebut seharusnya tidak mengungkapkan detail sensitif lainnya.