TOPMEDIA - United States Agency for International Development (USAID), badan pembangunan internasional milik Amerika Serikat, dipastikan akan ditutup.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Department of Government Efficiency (DOGE) AS, Elon Musk, dalam sesi X Spaces pada Senin 3 Februari 2025.
"Terkait dengan USAID, saya sudah berbicara dengan (Presiden AS Donald Trump) secara mendetail dan dia setuju kita harus menutupnya," ungkap Musk.
Persetujuan dari Trump disebut sebagai langkah pemangkasan anggaran pemerintah.
Dana bantuan yang sebelumnya diberikan kepada lebih dari 100 negara, termasuk negara-negara miskin, akan dialihkan ke program bantuan kemanusiaan yang lebih sejalan dengan kebijakan Make America Great Again (MAGA).
Sebelumnya, Musk secara terang-terangan menyebut USAID sebagai “sarang ular berbisa kaum Marxis kiri radikal” yang menentang kepentingan AS.
Ia bahkan menuding lembaga ini sebagai alat CIA yang mendanai penelitian senjata biologis, termasuk yang diduga berkaitan dengan awal mula pandemi COVID-19.
Ke depan, USAID akan diintegrasikan ke dalam Departemen Luar Negeri AS.
Menteri Luar Negeri Marco Rubio bahkan mengklaim telah menempati posisi Direktur USAID, menyusul pernyataan Elon Musk bahwa Trump telah menyetujui pembubaran lembaga tersebut.
Baca Juga: Timbun Tabung Elpiji 3 Kg di Rumahnya, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Kompak Jawab Begini
Kontroversi dan Protes
Keputusan ini memicu perdebatan, terutama di kalangan pegawai USAID.
Sebab, selama ini USAID dikenal sebagai lembaga independen, dan langkah Trump dalam mengambil alihnya dianggap melanggar regulasi.
Penutupan USAID juga memunculkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap berbagai negara penerima bantuan, termasuk Indonesia.