TOPMEDIA.CO.ID - Fenomena doom spending menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Hal ini lantaran fenomena ini terjadi pada sebagian besar generasi z dan milenial.
Perilaku impulsif dalam berbelanja ini dapat menimbulkan banyak hal negatif di masa depan jika tidak segera dikontrol dengan baik.
Oleh karena itu, penting sekali untuk kita, khususnya generasi Z dan milenial untuk sadar dan mulai menghentikan kebiasaan ini.
Berkaitan dengan hal ini, dosen senior keuangan King's Business School dan mantan bankir Ylva Baeckstrom mengatakan bahwa hal mendasar yang harus seseorang lakukan jika ingin keluar dari kebiasaan doom spending ini adalah memahami pentingnya hubungan kita dengan uang.
Hubungan antara manusia dan uang ini sama halnya dengan hubungan satu orang dengan orang lainnya, dimana ini dimulai sejak masa anak-anak, serta sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka dibesarkan oleh keluarganya.
Sebagai contoh, dibesarkan dalam keluarga miskin atau kaya, bagaimana keluarganya mengelola uang, dan siapa yang berperan sebagai pengendali uang.
Hal-hal seperti itulah yang kemudian harus kita pahami, karena dapat sangat mempengaruhi cara pandang dan hubungan kita terhadap uang itu sendiri.
Yang nantinya, hal ini akan berpengaruh besar terhadap kebiasaan kita dalam membelanjakan uang, berkaitan dengan fenomena doom spending ini.
"Jika merasa memiliki kemampuan membangun hubungan yang sehat dan aman dengan uang, maka kita dapat membuat penilaian yang baik terhadap sesuatu," ujar Baeckstrom.
Namun sebaliknya, jika kita merasa tidak sehat dan aman, maka cenderung akan tergoda untuk menerapkan perilaku doom spending atau menghabiskan uang untuk berbelanja secara impulsif.
Salah satu pendiri platform pembangun kekayaan Belong, Samantha Rosenberg mengungkapkan bahwa perilaku doom spending ini juga diperburuk dengan masifnya e-commerce atau situs belanja online yang semakin mempermudah kegiatan berbelanja.
Berbeda dengan jika kita memilih berbelanja secara langsung ke toko, dimana ada peluang untuk mencegah pembelian barang secara impulsif.
Rosenberg juga menyarankan agar kita kembali menggunakan uang tunai dibandingkan pembayaran online melalui mobile banking yang prosesnya dianggap jauh lebih mudah dan cepat.
Artikel Terkait
Ulama dan Para Kiyai Kabupaten Serang dan Tangerang Dukung Program Sekolah Gratis Program Andra Soni Calon Gubernur Banten
Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga, BPBD Kota Cilegon Minta Waspada Curah Hujan Mulai Tinggi
Polda Banten Gelar Seminar Golok, Pelaku Budaya Minta Realisasi Perda Pemajuan Kebudayaan
RAPBD 2025, Bupati Serang Fokus Bangun Infrastruktur dan Puspemkab
Ratusan Atlet Disabilitas Ikuti Ajang Seleksi Pekan Paralimpik, Bagaimana Pesan Kepala Disporapar Kota Cilegon?
Gerebek Kontrakan dan Kos Kosan, Lurah Ramanuju Imbau Warga Tetap Jaga Ketertiban
PDIP Hentikan Tia Rahmania Sebagai Anggota DPR Terpilih Dapil Banten I
Umumkan Wamil, Jaehyun NCT Siap Bertugas di Band Militer Angkatan Darat Mulai 4 November Mendatang
Fenomena 'Doom Spending' Sebabkan Gen Z dan Milenial Jadi Cepat Miskin
Netralitas ASN Kembali Dipertanyakan! Tim Advokasi Robinsar Fajar Laporkan Camat Grogol ke Bawaslu Cilegon