Sejarah Tragedi Hiperinflasi di Zimbabwe, Cetak Uang Secara Gila – Gilaan Berakibat Fatal

photo author
- Senin, 18 Maret 2024 | 14:36 WIB
Krisis Ekonomi di Zimbabwe (Topmedia.co.id / Istimewa)
Krisis Ekonomi di Zimbabwe (Topmedia.co.id / Istimewa)

 

TOPMEDIA- Zimbabwe tercatat dalam sejarah sebagai salah satu contoh nyata dampak mengerikan dari hiperinflasi.

Negara yang dulu dijuluki sebagai lumbung padi Afrika ini jatuh ke dalam krisis ekonomi yang dalam, yang utamanya dipicu oleh kebijakan pemerintah yang gegabah dan ketidakstabilan politik.

Puncak krisis ini ditandai dengan hiperinflasi, sebuah fenomena yang menghancurkan perekonomian dan mengakibatkan kemiskinan bagi jutaan rakyatnya.

Hiperinflasi terjadi ketika tingkat inflasi melonjak tajam, menyebabkan kenaikan harga yang eksponensial dan depresiasi cepat dari mata uang nasional.

Zimbabwe mengalami spiral hiperinflasi pada akhir tahun 2000-an, dengan tingkat inflasi melonjak ke level yang tidak terbayangkan.

Dilansir dari berbagai sumber, Senin (18/3/2024), puncak krisis ekonomi tersebut pada tahun 2008, Zimbabwe mengalami tingkat inflasi yang mencapai lebih dari 89,7 sextillion persen, menjadikan mata uangnya hampir tidak berharga.

Penyebab akar dari hiperinflasi di Zimbabwe dapat ditelusuri kembali ke serangkaian kebijakan dan keputusan politik yang tidak bijaksana.

Salah satu pemicu utamanya adalah program reformasi agraria kontroversial yang dimulai pada awal tahun 2000-an, yang mengakibatkan penyitaan lahan pertanian komersial yang dimiliki oleh warga kulit putih dan runtuhnya sektor pertanian.

Baca Juga: Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi LPEI ke Kejaksaan Agung, Jaksa Agung: Tahap 1 Capai Rp2,5 Triliun

Langkah gegabah ini mengakibatkan penurunan tajam dalam produksi pangan, memperparah kekurangan pangan dan memicu tekanan inflasi.

Selain itu, kecenderungan pemerintah untuk mencetak uang secara berlebihan untuk membiayai defisit anggarannya lebih lanjut memperparah hiperinflasi.

Alih-alih menerapkan kebijakan fiskal yang bijaksana dan mengatasi ketidakseimbangan struktural, pihak berwenang memilih untuk memperluas pasokan uang secara tidak berkelanjutan, meningkatkan tekanan inflasi dan mengikis kepercayaan terhadap mata uang.

Konsekuensi dari hiperinflasi sangatlah mengerikan dan meluas. Rakyat Zimbabwe melihat tabungan hidup mereka menguap dalam semalam karena nilai mata uang lokal merosot.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X