Penulis: Rafly Hidayat (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Reformasi Indonesia tahun 1998 adalah salah satu momen terpenting dalam sejarah politik dan sosial bangsa. Kejatuhan Orde Baru dan berakhirnya kekuasaan Soeharto menandai awal dari era baru yang menjanjikan kebebasan, demokrasi, dan akuntabilitas. Namun, perjalanan reformasi hingga kini masih menyisakan tantangan besar yang perlu diselesaikan.
Latar Belakang Reformasi 1998
Reformasi 1998 dilatarbelakangi oleh berbagai krisis multidimensi yang melanda Indonesia. Krisis moneter Asia pada 1997 menjadi salah satu pemicu utama.
Nilai tukar rupiah merosot tajam, harga kebutuhan pokok melonjak, dan angka pengangguran meningkat pesat. Krisis ekonomi ini diperburuk oleh ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Soeharto yang sudah berkuasa selama lebih dari tiga dekade.
Baca Juga: Wacana Denda Damai Bagi Koruptor: Solusi atau Kemunduran Hukum?
Soeharto memimpin dengan gaya otoriter yang dikenal sebagai Orde Baru, yang awalnya menjanjikan stabilitas dan pembangunan ekonomi.
Namun, seiring waktu, pemerintahan ini dicirikan oleh maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Selain itu, kebebasan politik sangat terbatas, dengan kontrol ketat terhadap media, organisasi masyarakat, dan oposisi politik.
Ketidakpuasan masyarakat mencapai puncaknya pada 1998, ketika aksi demonstrasi besar-besaran yang dipimpin mahasiswa terjadi di seluruh negeri.
Baca Juga: Ulasan HAM di Era Globalisasi
Tragedi Trisakti, di mana empat mahasiswa ditembak mati oleh aparat, menjadi pemicu utama kejatuhan rezim Soeharto.
Tujuan Reformasi
Reformasi 1998 memiliki sejumlah tujuan utama:
1. Menghapus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme): Salah satu tuntutan utama gerakan reformasi adalah memberantas KKN yang merajalela selama Orde Baru.
Artikel Terkait
Korupsi Harvey Moeis yang Kini Divonis 6,5 Tahun Penjara Usai Terbukti Maling Uang di Kasus PT Timah
Kena Hujat Netizen! Demi Viral Cowok Ini Minta Maaf Usai Sebar Hoax Uang Palsu di ATM BRI
Lawak! 12 Pemain PSM Makassar vs Barito Putera di Liga 1 Indonesia Tua Kontroversi Hingga Denda Rp90 Juta
Mantan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Adalah Sosok yang Misterius, Sulit Diajak Tampil di TV Maupun Podcast
Vonis Harvey Moeis vs Rafael Alun yang Terlibat Kasus Korupsi, Hukuman Suami Sandra Dewi Lebih Ringan Padahal Nilai Korupsinya Fantastis
Ulasan HAM di Era Globalisasi
Wacana Denda Damai Bagi Koruptor: Solusi atau Kemunduran Hukum?