Misalnya, pembelajaran hak asasi manusia (HAM) dalam PKN dapat membantu siswa memahami bahwa setiap orang berhak atas perlakuan yang sama. Dengan mengembangkan prinsip-prinsip ini, diharapkan generasi muda Indonesia akan lebih sensitif terhadap masalah diskriminasi dan intoleransi di masyarakat.
Dalam proses membangun toleransi, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana berinteraksi dengan kelompok-kelompok yang masih terjebak dalam mentalitas intoleran dan sektarian.
Baca Juga: DKKI: FORPROV I Banten 2024 ajang cari bibit atlet berprestasi
Oleh karena itu, untuk mencegah konflik, PKN harus terus digalakkan. Pendidikan yang baik akan menciptakan generasi yang tidak hanya mengenal dan menghargai keragaman, tetapi juga dapat menggunakannya untuk membangun bangsa.
Pada akhirnya, peran PKN dalam membangun toleransi sangat penting. Toleransi sangat penting untuk membangun masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera.
Dengan memberikan pendidikan kewarganegaraan, Indonesia dapat menghasilkan generasi yang memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta menghargai dan menghormati perbedaan.
Ini adalah investasi jangka panjang yang akan menghasilkan negara Indonesia yang lebih bersatu dan saling menghormati.***
Artikel Terkait
Tim Pembina Samsat Wilkum Polda Banten Gelar Baksos untuk Korban Bencana Alam Banjir
Esensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Menjaga Stabilitas Supremasi Hukum di Provinsi Banten
Pendidikan Kewarganegaraan Antara Implementasi dan Kurikulum di Era Digital
Demokrasi: Antara Harapan dan Realita
Membangun Kesadaran Hukum Melalui Pendidikan Kewarganegaraan
Inovasi Pendidikan untuk Menjangkau Pelosok Negeri
Demokrasi Pancasila: Konsep, Implementasi, dan Tantangan