SERANG - Malaria adalah penyakit yang ditularkan vector dan masih menjadi masalah Kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi dan berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dr Ati Pramudji Hastuti, MARS menjelaskan, bahwa penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur dari bayi sampai dewasa. Penyebab malaria adalah Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
“gejala Malaria meliputi Demam, dapat disertai Menggigil, Sakit Kepala, Mual, Muntah, Diare, Pegal-pegal dan Nyeri Otot. Setiap penderita dengan keluhan demam atau riwayat demam harus selalu ditanyakan riwayat kunjungan ke daerah endemis malaria, Kata Ati, Senin 22 Mei 2023 dalam Press Release.
Baca Juga: Sukarelawan Gardu Ganjar Banten Adakan Pasar Murah, 500 Paket Sembako Diserbu Warga Tangerang
Dikatakan Ati, untuk Diagnosis pasti malaria ditegakkan dengan pemeriksaan Mikroskopis
atau uji diagnostic cepat (RDT).
Adapun upaya yang dilakukan untuk melakukan pencegahan Malaria yaitu :
• Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara (Memakai obat nyamuk,Memasang kawat/kasa pada lobang angin dirumah, menggunakan klambu).
• Bersihkan lingkungan sekitar apabila memiliki penampungan air seperti kolam tebar ikan pemakan jentik nyamuk)
• Menjauhkan kandang ternak dari rumah.
• Apabila keluar rumah pada malam hari hendaknya memakai pakaian yang dapat menutup badan seperti celana panjang, baju tangan panjang, sarung dan lain-lain.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten terdapat 83 kasus malaria pada tahun
2022. Kasus malaria di Provinsi Banten merupakan kasus Impor dari wilayah endemis
malaria.
Bagaimana pertolongan terhadap penderita malaria ?
1. Segera berobat ke Puskesmas.
2. Minumlah obat yang diberikan dokter sesuai dengan aturan dan takarannya sampai habis walaupun sudah merasa sembuh.
3. Bila obat habis tapi belum sembuh segera kembali ke Puskesmas.
Hal yang Perlu dilakukan oleh Masyarakat
1. Melakukan surveilans migrasi terutama pendataan, pengawasan dan pelaporan orang-orang yang keluar dan masuk dari daerah endemis.
2. Pengawasan reseptivitas
3. Membantu pengawasan minum obat (PMO) sesuai obat yang diberikan petugas kesehatan, khususnya primakuin sampai 14 hari untuk kasus vivax
4. Membantu pemantauan adanya demam pada masyarakat 1 bulan pasca MBS dan melaporkan ke tenaga kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut
Kadinkes Provinsi Banten, Dr, dr Ati Pramudji Hastuti, MARS juga menjelaskan, bahwa apabila pasien memiliki gejala dan pernah melakukan perjalanan ke daerah endemis malaria atau memiliki riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi malaria maka segera periksakan diri ke fasyankes agar dapat segera diobati. (Adv)
Artikel Terkait
Dinkes Banten Ajak Masyarakat Banten Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Penderita Penyakit Kusta
Dinkes Banten Ajak Masyarakat Waspadai Bahaya Pneumonia atau Dikenal ISPA
Dinkes Banten Imbau Waspadai Rabies dan Penularan Hingga Pencegahannya
Kasus DBD Meningkat, Dinkes Kota Cilegon Sosialisasikan 3 M
Dinkes Banten Sukses Gelar Hari Kesehatan Nasional ke 58 Bertema Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku
Wujudkan Masyarakat Sehat, Dinkes Banten Gencarkan Sosialisasi GERMAS di 55 Sekolah
Antisipasi Bakteri Leptospirosis, Dinkes Banten Himbau 12 Langkah Pengendalian Tikus Diluar dan Dalam Rumah
Dinkes Banten Raih Penghargaan GP2SP dari Kemenkes
Siap Siaga Tanggulangi KLB Penyakit, Dinkes Banten Latih Tim Gerak Cepat di Puskesmas
Helldy Agustian Intruksikan Dinkes, Dinsos dan BPBD Bantu Korban Terbakarnya Kapal Ferry KMP Royce 1