TOPMEDIA.CO.ID - United Nations (UN) menyebut dalam pernyataan di laman resminya tentang energi yang merupakan kunci solusi berbagai tantangan iklim.
Terkhusus, energi terbarukan yang dapat mendukung masa depan yang lebih aman bagi kelangsungan hidup masyarakat di berbagai belahan dunia.
Sebagian besar gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan menahan panas matahari, juga dihasilkan akibat produksi energi.
Lantas, mengapa mempercepat transisi ke energi terbarukan adalah solusi agar bumi tetap dapat menjadi tempat yang layak dihuni? Jawabannya, karena sumber energi terbarukan ada di sekitar kita.
Dalam laporannya, UN mencatat ada sekitar 80 persen populasi masyarakat dunia tinggal di negara-negara yang merupakan importir bersih bahan bakar fosil.
Sekitar 6 miliar orang bergantung pada bahan bakar fokus dari negara lain, yang membuat mereka rentan terhadap guncangan dan krisis geopolitik.
Namun, sumber energi terbarukan tersedia di semua negara, dan potensinya belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Badan Energi Terbarukan Internasional atau International Renewable Energy Agency (IRENA) memperkirakan, 90 persen listrik dunia harus berasal dari energi terbarukan pada tahun 2050.
Energi terbarukan menawarkan jalan keluar dari ketergantungan impor yang memungkinkan negara-negara untuk mendiversifikasi (praktik variasi) ekonomi mereka.
Selain itu, energi terbarukan juga melindungi fluktuasi harga bahan bakar fosil yang tidak dapat diprediksi bagi suatu negara.
Bahkan, energi bersih yang dimiliki suatu negara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, lapangan kerja baru, dan pengentasan kemiskinan.
Berkaca dari itu, lembaga think tank di Indonesia turut menyumbang pikiran atas problem energi terbarukan dengan menggelar diskusi bertajuk ‘Memimpin Perubahan: Transisi Energi dan Emisi Nol Bersih dalam Pemerintahan Prabowo Gibran 2025-2029’ di Jakarta, pada 24 Oktober 2024.
Diskusi ini diikuti oleh Climateworks Centre, Centre for Policy Development (CPD), Institute for Essential Services Reform (IESR), Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID), International Institute for Sustainable Development (IISD), dan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), yang tergabung dalam Energy Transition Policy Development (ETP) Forum.
Artikel Terkait
Kabinet Merah Putih Dinilai Gemuk, Sejumlah Menteri Prabowo Ini Belum Punya Kantor Sendiri hingga Anggaran yang Masih Nihil
Anak Emas Atasan, Dinamika dan Dampak Di Lingkungan Tempat Kerja
Ajak Pemuda Berperan Aktif dalam Pembangunan di Hari Sumpah Pemuda ke-96, Ini Pesan Pjs Wali Kota Cilegon
Kunjungi TPSA Bagendung, Perumda Jakarta Puji Pengelolaan Sampah di Kota Cilegon
Banyak Pasangan Nikah Siri di Kota Cilegon, Kontrakan dan Kos Kosan di Razia!
Ikatan Mahasiswa Kramatwatu Gelar Latihan Dasar Organisasi, Siapkan Kader Berkarakter dan Berjiwa Sosial
Tak Pernah Jera! Ratusan Botol Minuman Keras Kembali Disita Satpol PP dari Warung Jamu di Kota Cilegon
Lapas Cilegon Gelar Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96: Semangat 'Maju Bersama Indonesia Raya'
Jelang Timnas Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia, Skuad STY Didukung Ribuan Warga Korsel. Ada Dendam Masa Lalu?
Malaysia Klaim Sejumlah Kuliner Indonesia Hingga Budaya Kha Nusantara Sempat Bikin Netizen Murka