CILEGON, TOPmedia – Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menggelar kunjungan kerja (kunker) spesifik pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Cilegon, Jumat (29/1/2021).
Dalam kunker tersebut, Komisi X DPR RI menerima berbagai keluhan dari seluruh stake holder pendidikan di Kota Cilegon. Satu diantaranya, terkait dengan berbagai permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui dalam jaringan internet (Daring) siswa selama masa pandemi Covid-19.
"Pelaksanaan sistem pembelajaran di masa pandemi saat ini memberikan efek yang cukup signifikan di dunia pendidikan, terutama pendidikan tatap muka yang digantikan PJJ dengan sistem yang telah diterapkan oleh pemerintah," Kata Anggota Komisi X DPR RI, Mujib Rohmat kepada wartawan, Jumat (29/1/2021).
Lebih lanjut, mereka taat dengan aturan pemerintah dengan tetap menerapkan PJJ. Meskipun, kata Dia, masih banyak yang bermasalah, diantaranya jaringan internet.
"Jadi itu yang kita temukan, tentu mereka berharap ini akan segera selesai,” kata Mujib.
Anggota Fraksi Partai Golkar itu juga mengungkapkan, permasalahan lain yang didapat adalah terkait dengan pendidikan karakter siswa yang tidak lagi didapat melalui sistem PJJ yang diterapkan.
“Memang, seluruh masyarakat pendidikan kita ini sudah ngeluh semua,” tuturnya.
Kendati demikian, Mujib menyampaikan beberapa solusi yang telah diberikan oleh pemerintah dalam penerapan sistem PJJ selama masa pandemi. Diantaranya, kata Dia, pemberian kuota gratis untuk siswa dan tenaga pendidik, bantuan alat atau gadget, kemudian sistem kurikulum sementara yang lebih memberikan pembelajaran siswa kepada hal hal yang sangat penting.
“Saya kira inilah yang menjadi jalan keluar yang disampaikan oleh pemerintah,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Cilegon Ismatullah mengatakan, sistem PJJ siswa melalui daring membawa dampak dan manfaat terhadap masyarakat Cilegon untuk melek teknologi.
“Untuk perubahan pembelajarannya sudah bagus nih, artinya Cilegon sudah sangat siap kedepan,” ujarnya.
Namun, kata Ismat, permasalah yang muncul saat ini yaitu orang tua yang merasa kesulitan dan kerepotan melakukan bimbingan belajar kepada anak melalui daring tersebut. Sehingga dunia pendidikan dianggap seakan tidak memiliki peran optimal dalam memberikan pembelajaran kepada siswa.
“Jadi kelihatannya kita ada permasalahan dengan daring ini adalah pembinaan karakternya. Karena pendidikan itu salah satunya perubahan sikap, jadi dengan daring itu perubahan sikap itu agak susah ditempuh” tuturnya.(Firasat/Red)