Pedagang Daging Sapi Provinsi Banten Desak Pemprov Stabilkan Harga Pasar

photo author
- Rabu, 27 Januari 2021 | 19:24 WIB
Gapenda Banten saat mendatangi kantor DPRD Banten, Rabu (27/1/2021).
Gapenda Banten saat mendatangi kantor DPRD Banten, Rabu (27/1/2021).

SERANG, TOPmedia - Sejumlah pengusaha daging yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Daging (Gapenda) Banten mendatangi kantor DPRD Banten, Rabu (27/1/2021).

Mereka mengeluhkan tingginya harga daging sapi hidup yang dikeluarkan oleh feedloter kepada pedagang di Banten Rp 47.700 untuk tiap kilonya sementara di DKI lebih murah Rp 46 ribu.

Mereka mengaku kesulitan menjual dagangannya akibat tingginya harga daging yang dikeluarkan oleh feedloter, disisi lain ekonomi masyarakat Banten saat ini sedang anjlok akibat pendemi covid-19 seperti sekarang.

"Kenapa di DKI bisa turun. minus Tangerang Raya, sementara di Banten belum. Sekarang ini di DKI udah turun," aku ketua Gabungan Pengusaha Daging (Gapenda) Banten, Aeng Khaerul Jaman.

Masih kata Aeng, jika feedloter bisa menurunkan harga sapi, pastinya pedang pasti akan menurunkan harga daging sapi, setidaknya pada anggak Rp 110 ribu untuk setiap kilonya, lebih murah dari sekarang pada angka Rp 120 ribu untuk setiap kilonya.

Untuk itu, pihaknya meminta meminta kepada DPRD Banten agar bisa mendesak kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk segera mengeluarkan kebijakan strategis untuk menstabilkan harga daging sapi di pasar-pasar tradisional di Banten, sama seperti yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta yang telah mengeluarkan ketentuan harga daging sapi dan diumumkan secara luas kepada publik.

"Kemarin kan kita sudah mogok usaha, mogok dagang, kita berharap daging sapi bisa diturunkan. Sama juga dengan rapat hari ini kita poinnya sama, ingin harga (daging) sapi turun. Kita mau DPRD mendesak pemerintah agar harga daging sapi bisa diturunkan. Sekarang ini di DKI atau Jabodetabek itu harga udah turun. Sekarang Rp 46 ribu, itu diekspose besar-besaran dimedia. Nah, sekarang di Banten harganya masih masih Rp 47.700," kata Aeng.

Menururnya, DPRD bersama Pemprov Banten harus mampu menstabilkan harga daging di Banten, ditengah kisruh sapi import dari Negara Australia, yang saat ini sedang dikurangi pengirimannya.

Disisi lain, kata Aeng, Pemprov Banten juga harus bisa mencarikan alternatif lain mengenai sumber pengiriman sapi hidup ke Banten agar tidak ketergantungan dengan daging sapi dari negara Australia, selain agar pemerintah mempermudah perizinan pengiriman dagingbsapi dari NTB untuk mememnuhi akan kebutuhan daging sapi di Banten.

"Kan bisa dari sapi lokalan dari Nusa Ternggara Barat (NTB)," katanya.

Lebih jauh Aeng mengatakan, akibat meroketnya harga daging sapi dipasaran, tidak hanya berimbas kepada para pedagang daging sapi namun berimbas pula terhadap penjual bakso dan rumah makan di Banten.

Ketua Komisi III DPRD Banten, Muhsinin mengaku akan mengkoordinasikan permasalahan tersebut, termasuk untuk mengagendakan pertemuan dnegan pihak Kementerian perdagangan RI agar bisa mencarikan jalan keluar mengenai ketimpangan harga daging sapi di pasaran, khususnya di Banten. (Den/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X