Pilkada Serentak di 4 kabupaten/Kota Tidak Pengaruhi Perekomian Banten

photo author
- Selasa, 3 April 2018 | 13:03 WIB
Pilkada serentak/Ilustrasi
Pilkada serentak/Ilustrasi

SERANG, TOPmedia - Pilkada serentak 2018 yang berlangsung di Banten, tak berdampak terhadap inflasi perekonomian. Pasalnya, dari Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2018 tercatat hanya 0,20 persen (mtm), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,17 persen (mtm).

"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhioleh inflasi administered prices dan volatile food, yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya, di tengah inflasi inti yang menurun," kata Yusi Gusman Sari, Kepala Departemen Komunikasi BI, Selasa (03/04/2018).

Terkendalinya inflasi IHK didukung oleh minimalnya tekanan inflasi kelompok inti. Inflasi inti tercatat sebesar 0,19 persen (mtm) pada Maret 2018, lebih rendah dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,26 persen (mtm).

Realisasi inflasi inti tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi inti bulan Maret selama empat tahun terakhir yang sebesar 0,20 persen (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah emas perhiasan dan tukang bukan mandor. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,67 persen (yoy), sedikit meningkat dari bulan lalu sebesar 2,58 persen (yoy). Perkembangan tersebut tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi.

Inflasi kelompok volatile food mengalami peningkatan terutama didorong oleh kenaikan harga aneka cabai dan aneka bawang. Inflasi volatile food Maret 2018tercatat sebesar 0,15 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen (mtm).

Angka inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata bulan Maret dalam empat tahun terakhir yang mengalami deflasi sebesar 0,35 persen (mtm). Inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat sebesar 4,06 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,10 persen (yoy).

Inflasi kelompok administered prices meningkat bersumber dari harga energi. Inflasi administered prices pada Maret 2018 mencapai 0,20 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen (mtm).

Meningkatnya inflasi administered pricesterutama didorong oleh penyesuaian harga bensin nonsubsidi, di tengah harga bahan bakar rumah tangga yang mencatat deflasi. Secara tahunan, inflasi administered prices tercatat sebesar 5,11 persen (yoy), sedikitlebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,29 persen (yoy).

"Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5 persen plus minus 1 persen (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, terutama sebagai antisipasi meningkatnya inflasi volatile food," jelasnya. (YDtama/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X