Penetapan UMK Jadi Alat Politik Kepala Daerah Buat Investor Takut

photo author
- Rabu, 8 Maret 2017 | 13:42 WIB
Ilustrasi.*
Ilustrasi.*

JAKARTA, TOPmedia - Penyebab investor tidak mau menanamkan modalnya di Tanah Air, salah satunya adalah masalah ketetapan upah minimum kabupaten atau kota (UMK).

Hal tersebut diungkapkan, Direktur Jenderal Industri Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan. Menurutnya, kenaikan upah minimum kabupaten kota selalu berbeda-beda sesuai dengan keinginan pemerintah daerah.

"Karena di Indonesia, kepala daerah punya kebebasan mengelola kebijakan, mereka nego UMK nya sendiri. UMK ini biasanya jadi alat politik. Calon kepala daerah katanya, kalau saya terpilih, saya tetapkan UMK sekian dan lain lain. Hal ini tentu membuat investor berpikir ulang melakukan investasi," ujar Putu, Rabu (8/3/2017).

Putu menambahkan, penetapan UMK ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sebab, saat ini sudah banyak investor yang lebih memilih negara lain untuk melakukan investasi di mana pengelolaan UMK lebih stabil.

"Banyak kejadian mereka hengkang. Yang paling parah sampai ke luar negeri. Kalau hanya hengkang dari Jawa Barat ke daerah lain masih oke. Ini yang jadi tantangan bagi kita," kata Putu.

"Jangan sampai kita sudah cape cari investor, di daerah ini jadi permainan dan akhirnya investor jadi takut berinvestasi. Kemudian mereka lebih memilih investasi ke Malaysia, dimana pemerintahnya lebih stabil kelola UMK," ungkapnya. (Merdeka.com/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X