Ini Dia Wanita Jepang Simpanan Sang Proklamator Sebelum Menikahi Ratna Sari Dewi Sukarno

TOPMEDIA.CO.ID - Mungkin banyak yang belum tau bahwa, bapak proklamator Ir Soekarno dikenal memiliki banyak istri, bahkan ada istrinya yang merupakan warga negara Jepang.

Bapak Proklamator Ir Soekarno Presiden pertama Indonesia terkenal memiliki petualangan cinta yang cukup memabukka.

Bahkan orang-orang mengira, Naoko Nemoto adalah satu-satunya wanita Jepang yang dinikahi oleh Soekarno. Tentu saja tidak ada, Ir Soekarno juga rupanya pernah berlabuh di wanita Jepang yang lain.

Sosok tersebut adalah Sakiko Kanase, wanita Jepang bekerja sebagai seorang model, yang lebih dahulu mengambil hati Soekarno, dikenalkan kepada Soekarno di Kyoto pada 1958.

Hal tersebut dituliskan oleh akademisi Universitas Akita, Yoshimi Miyake dalam artikel berjudul Aspek Politik dan Budaya Kompensasi Perang Jepang Kepada Indonesia.

Baca Juga: Tanpa Harus Blokir, Begini Cara Tolak Chat Tak Diinginkan di Aplikasi WhatsApp

Akhir tahun 1958, Sakiko berangkat ke Jakarta menjadi perempuan simpanan Soekarno.

Ia terdaftar menjadi guru pribadi salah satu anak karyawan perusahaan Jepang bernama Kinoshita Trading Company di Jakarta, dan ia dipanggil sebagai Bu Basuki. Diketahui bahwa keduanya pernah melangsungkan pernikahan di sebuah hotel di Tokyo.

Naas pada 30 September 1959, Di kediaman elit di bilangan Menteng, Jakarta, Sakiko mengakhiri hidupnya dengan mengiris urat nadinya.

Dalam sebuah buku Paradoks Revolusi Indonesia (2010), Lambet Giebels menyebut alasan Sakiko mengakhiri hidupnya adalah "malu lantaran hostesu kedua, Dewi, menjadi istri favorit Soekarno."

Baca Juga: 4 Artis Jepang Bintangi Film Menarik, Warga Indonesia Wajib Tau

Sebelum meninggal Sakiko sudah memeluk Islam dan namanya berubah menjadi Saliku Maesaroh, tapi kenyataannya ia justru mati muda.

Kabar kematian Sakiko sempat membuat Sukarno menangis, namun ia tetap lanjut mengawini Naoko pada 1961 yang kemudian bernama Ratna Sari Dewi Sukarno.

Duduknya Dewi sebagai istri Sukarno membuatnya menggenggam bisnis pengusaha Jepang di Indonesia.