CILEGON, TOPmedia - Pernyataan Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Walikota Cilegon Iye-Awab, Sahruji yang mengklaim 10 kursi DPRD Cilegon hasil kerja dirinya mendapat reaksi keras dari Pengurus DPD Golkar Cilegon dan para anggota DPRD Cilegon.
Mereka menegaskan bahwa klaim yang disampaikan Sahruji dalam sebuah kampanye pasangan Iye-Awab di Suralaya itu sebagai kebohongan publik dalam sejarah perpolitikan Cilegon.
"Ini adalah sebuah kebohongan besar yang disampaikan H Sahruji," tegas Sekjen DPD Partai Golkar Cilegon, Sutisna Abbas kepada wartawan, Sabtu (14/11/2020).
Menurut pria yang biasa disapa Tisna itu, keberhasilan Partai Golkar Cilegon hingga memiliki 10 kursi di DPRD setempat adalah hasil kerja masing masing calon.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ada sumbangsih dari calon yang belum sempat duduk di kursi DPRD Cilegon.
"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Cilegon untuk tidak percaya dengan klaim yang disampaikan Sahruji," ujarnya.
10 kursi DPRD Cilegon dari Partai Golkar, tambahnya, adalah kerja keras pribadi masing-masing calon, dan ada peran serta dari partai secara kolektif.
"Saya tegaskan sekali lagi, apa yang disampaikan Haji Sahruji adalah sebuah kebohongan besar yang tak perlu dipercaya," tegasnya.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Cilegon, HM Nasir Rosyad menambahkan, pernyataan Sahruji itu hanya sekedar propaganda yang tidak sesuai dengan fakta.
Faktanya, kata dia, 10 kursi itu hasil kerja politik partai dan masing masing calon termasuk caleg yang tidak masuk.
"Parameternya, semua yang duduk di DPRD tidak murni hasil suara berdasarkan perhitungan BPP individu. Tak seorang pun yang mememenuhi BPP, artinya ada sumbangsih suara dari calon calon yang tidak masuk," ungkapnya.
Jadi, kursi di DPRD itu murni hasil kerja politik para calon dan Partai Golkar secara kelembagaan.
Ketua TIm Sukses yang juga anggota DPRD Cilegon, Isro Mi'raj menyatakan, klaim Sahruji itu sangat lucu dan menggelitik. Menurutnya, tidak dijelaskan pun publik sudah tahu.
"Kami teman-teman anggota DPRD dari Golkar jelas keberatan dengan klaim itu. Sebab kita yang bekerja habis-habisan kok main klaim saja," ujarnya.