Hanya Karena Masalah Wanita, Oknum Polisi Polda Banten Pukuli Pelajar

photo author
- Jumat, 20 Oktober 2017 | 11:01 WIB
Amin Sobri (pakai seragam) korban pemukulan polisi saat ditemui wartawan usai menjalani visum di rumah sakit. (Foto: TOPmedia)
Amin Sobri (pakai seragam) korban pemukulan polisi saat ditemui wartawan usai menjalani visum di rumah sakit. (Foto: TOPmedia)

SERANG, TOPmedia - Amin Sobri (17) siswa SMK PGRI 1 Kota Serang, warga Kampung Pendeuy, Desa Lebak, Kecamatan Ciomas, babak belur dipukuli 15 oknum anggota polisi hanya karena persoalan wanita.

Diperoleh informasi, peristiwa bermula saat korban Amin hendak pulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB, tiba-tiba ada sejumlah orang yang berseragam polisi menyeretnya dan memukulinya.

“Di depan sekolah dia (oknum polisi) datangi saya terus ngajak ngobrol, saya udah minta maaf ke dia atas perkataan saya yang semalam tapi dia nya malah ngajak ribut terus mukul saya,” kata Amin, ditemui di Rumah Sakit dr. Dradjat Prawiranegara, Kamis (19/10/2017).

Setelah dipukuli, Amin akhirnya dipisahkan oleh warga setempat dan dibawa ke warung di area sekolah SMK PGRI 1 Kota Serang di jalan Ciwaru Raya, Kampung Cipare, Kecamatan Serang.

“Setelah itu dipisahin sama warga, saya dibawa ke warung sama temen-temen saya. Ternyata dia masih disekitaran situ, terus datang lagi ke warung menyeret saya lalu saya dipukuli lagi di situ,” ungkapnya.

Tak henti disitu, Amin mengaku dipukuli lagi oleh tiga orang yang diduga menggunakan seragam polisi. ”Ada tiga orang menyeret saya terus mukul saya, tak lama kemudian ada satu mobil datang lagi, satu persatu nampar saya. Saya lihat menggunakan seragam (polisi) tapi pake jaket,” lanjutnya.

Amin pun sempat akan diseret dan dibawa ke mobil karena menolak, korban yang melakukan perlawanan diseret dan diborgol. ”Ini sobek ditarik, tangan saya ini luka bekas diborgol. Setelah itu ada satpam misahin, saya dibawa ke sekolah,” katanya.

Namun, sejumlah diduga oknum polisi ini terus mengejar ke sekolah, namun Amin diamankan pihak sekolah hingga para pelaku tersebut pergi.

“Waktu itu dibawa ke sekolah, mereka mengejar tapi saya diamanin pihak sekolah. Waktu itu ada temen-temen saya yang video sama foto tapi disuruh dihapus sama mereka (diduga oknum polisi),” kata Amin usai melakukan visum.

Akibatnya, Amin mengalami luka gores dan memar di bagian kaki, tangan, punggung dan wajah lantaran diseret dan dipukuli bahkan diborgol.

Saat ditanya penyebab pertengkaran tersebut hingga berujung pengeroyokan, Amin mengaku kenal dengan salah satu diduga oknum polisi tersebut, lantaran memiliki masalah pribadi.

“Saya punya cewek dia itu ngejar-ngejar cewek saya, saya coba ngomong ke dia untuk melarang terus dia nya bertele-tele dan bertanya-tanya kepada saya mancing emosi saya. Dan akhirnya saya dan dia emosi dan keluarlah perkataan-perkataan yang tidak baik,” jelasnya.

Amin menduga salah satu diduga oknum polisi yang memukulinya lantaran tidak terima dengan perkataannya. ”Dianya engga terima dengan perkataan saya, padahal saya sudah minta maaf. Saya tau dia polisi karena dia yang bilang,” lanjutnya.

Amin dan keluarganya pun lansung melaporkan kejadian tersebut ke Polda Banten, dan melalukan visum di rumah sakit dr. Dradjat Prawiranegara. ”Saya sebagai ayah aja tidak pernah pukuli anak sendiri, ini orang lain, saya sedih. Kita akan lapor ke Polda Banten,” singkat Madroji (40) ayah korban.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X