nasional

Sinopsis Film The Cow, Awal Modernisme Sinema Iran

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 06:56 WIB
Ilustrasi foto tangkapa layar, film The Cow (1969) ( Arman S. Haghi)

TOPMEDIADariush Mehrju’i besar di Tehran, 8 Desember 1939 Iran, ia merupakan sutradara yang telah memberikan inspirasi bagi sutradara Film Iran dan membentuk gerakan baru dalam bahasa Sinema Iran.

Bagi Dariush Mehrju’i Filem memiliki pengaruh yang sangat besar pada masa kecil Dariush Mehrju’i. Ia pernah kuliah di University of California, Los Angeles (UCLA) Fakultas Sinema dan lulus tahun 1964.

Dua tahun kemudian Dariush Mehrju’i membuat filem pertamanya berjudul Diamond 33.

Baca Juga: Sinopsis Mike, Serial Drama Televisi Paling Bergejolak

Lima tahun kemudian Dariush Mehrju’i memproduksi Gav (The Cow; Sapi), filem kontroversial yang di masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi dan baru diterbitkan kembali di Iran setelah Revolusi Iran 1979.

Filem Gav (The Cow; Sapi merupakan yang sangat mentransformasi definisi Sinema Iran pada masa sebelumnya, serta menjadi cikal-bakal ‘pencerahan’ bagi gaya Sinema Iran. Karya-karyanya banyak mengadaptasi karya-karya sastra Iran, mulai dari novel, cerita pendek, puisi, dan prosa.

Filem Bicycle Thieves karya Vittorio de Sica banyak mempengaruhi Dariush Mehrju’i. Bersama Nasser Taghvaee dan Masoud Kimiai, Dariush Mehrjui kemudian membuat gaya sinema renaisans Iran di tengah-tengah arus industri filem Iran yang juga sedang berkembang.

Baca Juga: Sinopsis I am Groot, Petualangan Humanoids Melawan Krisis

Secara sinematis filem “Sapi” menjadi awal modernisme Sinema Iran, yang banyak dipengaruhi oleh karya-karaya neorealisme Italia, dengan memulai sebentuk realisme simbolisnya.

Kisah filem yang menceritakan tentang Sapi yang dianggap beberapa kalangan sebagai simbolisasi pada sebuah sejarah kekaisaran Samanid (819-999), ketika sang Pangeran Nuh Ibnu Mansur (976-997) mengalami delusi dirinya sebagai Sapi.

Sinopsis filem Gav (The Cow; Sapi) bercerita tentang seorang tokoh, Mast Hassan, seorang yang tidak memiliki anak dari pernikahannya, namun ia memiliki seekor Sapi yang sangat ia cintai.

Baca Juga: Sinopsis filem The Bitter Tears of Petra von Kant, Cinta Sedingin Kematian

Simbolisasi Sapi yang bersifat politis inilah yang membuat filem karya Dariush Mehrju’i ini sempat mengalami pelarangan pada masa kekuasaan Reza Pahlevi, namun Paska Revolusi Iran 1979, Ayatollah Khomeini menghapuskan pelarangan tersebut dan menyarankan filem untuk di tonton.

Sapi Hassan satu-satunya yang ada di desa. Suatu ketika, Hassan harus berpergian ke luar kampungnya, dan disaat ia pergi Sapi yang dicintainya meninggal. Representasi delusi Pengeran Nuh Ibnu Mansur tersebut seperti yang diperlihatkan sang tokoh Hassan pada filem “Sapi”.

Meninggalnya Sapi Hassan membuat orang sekampung panik dan berusaha menutupi kematian Sapinya dengan mengatakan Sapi tersebut telah melarikan diri. 

Halaman:

Tags

Terkini