sssTOPMEDIA – Turki menutup ruang udara untuk militer Rusia, jet sipil menuju Suriah.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa izin berakhir pada April.
Turki menutup ruang udaranya untuk pesawat militer dan sipil Rusia yang terbang ke Suriah.
Baca Juga: AS dan NATO Gagal Sanksi Ekonomi Rusia, Beralih ke Provokasi Lain
Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada wartawan selama turnya di Amerika Latin.
"Kami memberikan izin dalam interval tiga bulan. Yang terakhir sampai April," katanya seperti dikutip surat kabar Sabah.
Diplomat top Turki menyatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan telah memberi tahu timpalannya dari Rusia Vladimir Putin tentang situasi tersebut.
Baca Juga: Situasi Global Memburuk, Presidensi G20 Indonesia Diharap Membawa Solusi atas Konflik Rusia-Ukraina
"Selanjutnya penerbangan dihentikan," tambahnya, seraya mengatakan bahwa proses tersebut dilakukan melalui dialog tentang Konvensi Montreux.
Situasi di garis pertempuran di Donbass berkobar pada 17 Februari.
Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) yang memproklamirkan diri melaporkan pemboman paling masif oleh angkatan bersenjata Ukraina selama beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Boris Johnson Bertemu Narendra, Inggris Bujuk India Jauhi Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang yang telah menderita pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."
Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, mencatat bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.***