nasional

Program Makan Bergizi Gratis Sebut Tak Ada Susu, Ganti Telur atau Daun Kelor

Senin, 23 Desember 2024 | 17:21 WIB
Ilustrasi makan bergizi gratis program Presiden Prabowo Subianto (TOPmedia.co.id / Istimewa)

TOPMEDIA - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengumumkan bahwa tidak semua anak sekolah yang berada dalam program makan bergizi gratis (MBG) akan menerima susu dalam menu makannya.

Sebagai gantinya, anak-anak ini akan menerima lauk makan bergizi gratis, seperti telur dan daun kelor, tergantung pada ketersediaan dan lokasi daerah.

Dadan menjelaskan bahwa penyaluran susu untuk keperluan makan bergizi gratis akan difokuskan di daerah-daerah sentra sapi perah terlebih dahulu.

"Susu itu akan diberikan di daerah-daerah yang memang di situ daerah peternakan. Kalau bukan di daerah peternakan kan, tidak usah dipaksakan," ujar Dadan.

Baca Juga: Sampah Menumpuk Sepanjang Jalan Kaujon, Dinilai Pemerintah Kota Seran dan Dewan Tutup Mata

Hal itu disampaikan saat rapat koordinasi terbatas di kantor Kemenko Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin 23 Desember 2024.

Untuk daerah lain yang bukan sentra sapi perah, substitusi protein bisa dilakukan dengan telur, sedangkan substitusi kalsium bisa dilakukan dengan daun kelor.

"Cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor," terang Dadan.

Program MBG ini diharapkan dapat menjangkau sekitar 3 juta penerima manfaat yang dilakukan secara bertahap mulai 6 Januari 2025 nanti.

Baca Juga: Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis Divonis 6,6 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Timah

"Pokoknya 3 juta penerima manfaat. Kita mulai bertahap lah, 6 Januari (2025) kan pembukaan," pungkasnya Dadan.

Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pemberian makanan bergizi kepada anak-anak.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Iwan Syahril mengatakan bahwa gerakan minum susu merupakan program mendasar dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.

Baca Juga: Warga Tak Setuju Penghapusan Rute Transjakarta Blok M - Kota: Padahal Praktis, Dekat Kemana-mana

Halaman:

Tags

Terkini