Israel Desak UNRWA Dibubarkan, Disebut Terlibat Pembantaian, Begini Penjelasannya

photo author
- Kamis, 1 Februari 2024 | 14:40 WIB
UNRWA Jalur Gaza (Topmedia.co.id / Istimewa)
UNRWA Jalur Gaza (Topmedia.co.id / Istimewa)

TOPMEDIA - Pemerintah Israel mendesak Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina di timur Dekat (UNRWA) dibubarkan.

Katz, Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel meminta dunia untuk berhenti mendanai dan juga menuntut agar memberhentikan kepemimpinannya.

Katz menjelaskan Israel optimis akan adanya hubungan antara UNRWA dengan gerakan radikal Palestina Hamas, yang tidak dapat dibantah.

“AS, Kanada, Finladia, Italia, Australia, Inggris telah menghentikan pendanaan UNRWA karena keterlibatan staf dalam pembantaian 7 Oktober,” kata Katz di X (Twitter), Minggu (28/1/2024).

Baca Juga: Sedih, Ini Perjuangan Ibu Hamil di Rafah Tengah Konflik Palestina - Israel

Tak hanya itu, dia juga mendesak pemimpn UNRWA harus diberhentikan dan diselidiki secara menyeluruh atas kecurigaan mereka mengenai hubungan dengan Hamas.

Menurut dia, dalam membangun Gaza kembali, UNRWA harus diganti dengan badan – badan lain yang disamakan untuk perdamaian dan pembangunan.

Dihimpun dari VOA Indonesia, Kamis (1/2/2024), beberapa pendanaan besar, termasuk Amerika Serikat telah menangguhkan dana untuk UNRWA sebagai tanggapan atas pengungkapan Israel baru – baru ini.

Pengungkapan tersebut ialah staf UNRWA secara aktif ikut serta dalam pembataian Hamas di Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Tidak hanya itu, Israel juga menunjukkan bukti tindakan yang dilakukan sedikitnya 12 staf itu, termasuk penculikan seorang perempuan Isral dan turun tangan dalam pembantaian di Kibuutz.

Baca Juga: MSF Sesalkan RS Nasser di Gaza Selatan Hancur Dibom Tentara Israel

Selain itu, sekitar 10 persen karyawan UNRWA di Gaza punya hubungan dengan Hamas dan 50 persen memiliki kerabat dekat yang tergabung dalam kelompok tersebut.

Sementara itu, Direktur Eksekutif UN Watch, Hillel Neuer telah merilis laporan baru bertajuk Terorgram UNRWA di mana pihaknya menjelaskan percakapan grup Telegram yang terdiri dari 3000 guru UNRWA di Gaza.

Tujuan dari grup tersebut, kata Hillel, untuk bertukar informasi bagi para guru itu. Tetapi di antara 249 pesan yang pihaknya unduh sebelum dihapus, ada pesan – pesan yang berulang merayakan terorisme pada tanggal 7 Oktober dan setelahanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Sumber: VOA Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X