Gara-Gara Kain Ihram Terinjak Saat Tawaf ? Pulang Berhaji Raja Ini Malah Murtad, Begini Kisahnya!

photo author
- Jumat, 22 Juli 2022 | 22:10 WIB

TOPMEDIA.CO.ID – Sudah sepatutnya orang yang telah melaksanakan ibadah haji, sebagai rukun islam yang ke lima menjadi lebih taat dalam beragama. Namun, berbeda dengan kisah pada zaman ke khalifahan Umar bin Khatab Ini.

Suatu ketika, Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu‘anhu yang tengah berada di Madinah mendapat sebuah surat dari penguasa negeri Syam. Surat tersebut berisi bahwa Raja Ghossan yang bernama Jablah bin Ayham bin Harits itu telah memeluk Islam dan hendak melakukan perjalanan ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Sebelum itu, Jablah bermaksud mengunjungi Madinah untuk menyambung silaturahmi dengan Khalifah Umar sebagai sesama pemimpin besar.

Tentu saja Sayyidina Umar senang dengan kabar tersebut. Ia berjanji akan menyambut dan menjamu tamu kehormatannya saat tiba di Madinah Kelak.

Di Ghossan, Jablab bin Ayham sedang bersiap-siap. Perjalanannya kali ini dibersamai dengan 500 orang yang terdiri dari keluarga kerajaan, kaum kerabat, handa taulan, hingga para pengawal yang siap memenuhi kebutannya selama di Mekkah dan Madinah.

Lebih dari seratus orang pengawalnya mengenakan pakaian tantara yang terbuat dari sutra, kain yang dikenal akan kemewahannya. Para pengawal ini akan menaiki kuda yang berhiaskan emas, permata, dan aneka hiasan mewah lainnya. Sementara Jablah sendiri mengenakan makhota bermata intan dan berlian yang tak terhingga harganya.

Jablah juga memerintahkan pengawalnya untuk memberi kabar pada Sayyidina Umar apabila rombongan mereka sudah dekat dengan kota Madinah.

Di sisi lain, Umar juga memerintahkan para warga Madinah menyambut kedatangan Jablah dengan baik. Mereka diminta membuat hidangan lezat untuk menjamu tamu kehormatannya itu. Saat rombongan Jablah memasuki kota Madinah, para penduduk kota itu keluar dari rumah mereka masing-masing dan bersorak-sorai. Para wanita dan janda dibuat kagum dengan pakaian Jablah, sementara yang lainnya takjub dengan pasukan Raja Ghossan tersebut.

“Assalamualaikum, wahai Amirul Mukminin! Apa kabarmua saat ini?” seru Jablah pada Sayyidina Umar dengan senyum merekah.

“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab sang Khalifah penuh hormat.

Keduanya lantas berbincang sebentar. Setelah itu Jablah dan rombongannya menyantap beragam hidangan yang telah disiapkan untuk mereka. Sungguh sebuah rezeki yang amat nikmat apalagi baru saja menempuh perjalanan yang cukup jauh.

“Wahai Amirul Muknin, sesungguhnya kedatangan saya ke kota Mekkah nanti adalah untuk menunaikan ibadah haji tahun ini,” ujar Jablah di tengah percakapan mereka.

“Ya, insya Allah saya juga akan melaksanakan ibadah haji tahun ini. Jika tidak keberatan, bagaimana jika kita berangkat bersama-sama ke kota Mekkah untuk menunaikan ibadah haji,” balas Sayyidina Umar.

Tawaran Umar tentu saja disetujui Jablah. Sesampainya di kota Mekkah, keduanya melaksanakan tawaf qudum bersama-sama. Tawaf yang dilakukan sebagai ungkapan selamat datang atau tawaf pembuka dari rangkaian ibadah haji. Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sambil membaur dengan Muslimin lainnya.

Di tengah-tengah tawafnya, rupanya kain ihram Jablah sempat terinjak oleh kaki seorang laki-laki dari bani Fazaroh, hingga terlepas dari tubuhnya. Jablah yang terkejut, spontas langsung memukul wajah lelaki itu hingga berdarah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X