Disebut Sebagai Hari Kemenangan, Berikut Sejarah Awal Mula Hari Raya Idul Fitri

photo author
- Senin, 25 April 2022 | 02:30 WIB

TOPMEDIA.CO.ID – Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran adalah hari raya umat Muslim di dunia termasuk Indonesia yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriah.

Hari Raya Idul Fitri disebut hari kemenangan bagi umat muslim, hal ini berkaitan dengan ibdah puasa yang dijalani sebulan penuh selama bulan Ramadan. Dimana saat kita menjalani Ibadah Puasa, selain menahan lapar dan haus, kita juga menahan hawa nafsu.

Namun, tak sedikit umat muslim yang mampu melawannya, sehingga tidak pernah membatalkan puasanya, walaupun hanya satu hari dalam sebulan.

Dilansir dari dalamislam.com, Berikut sejarah Idul Fitri tidak dapat dilepaskan dari dua hal yaitu hari raya masyarakat Arab khususnya kaum Anshar dan sejarah Perang Badar yakni salah satu sejarah perang di bulan Ramadhan.

  1. Hari Raya Nairuz dan Mahrajan

Hari Raya Nairuz dan Mahrajan adalah dua hari raya yang dimiliki oleh masyarakat Arab, khususnya kaum Anshar. Sebelum Islam datang kedua hari raya ini dirayakan dengan sangat meriah oleh kaum Anshar.

Baca Juga: Kuota Keberangkatan Haji Indonesia 2022 Sebanyak 100.051 Jemaah, Mulai Berangkat 4 Juni

Seiring dengan masuknya ajaran Islam dan turunnya perintah untuk menunaikan puasa di bulan Ramadhan, kedua hari raya yang telah mengakar di kalangan kaum Anshar kemudian diganti dengan Idul Fitri dan Idul Adha.

Hal ini didasarkan hadits berikut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.”

  1. Abu Daud dan an-Nasa’i dengan sanad hasan
  2. Perang Badar

Perintah untuk menjalankan puasa Ramadhan bagi umat Islam terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah melalui surat Al Baqarah ayat 183-185 sebagai berikut.

“Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

Baca Juga: Adel Pasha Banjir Job Selama Ramadhan, Ibu 4 Anak Jadi Model Indonesia Fashion Show Week

  1. Al Baqarah : 183-185

Di tahun ini pula, Hari Raya Idul Fitri pertama kali dirayakan oleh umat muslim. Beberapa sumber menyebutkan bahwa peristiwa ini bertepatan dengan peristiwa Perang Badar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X