Arti Nuzulul Qur'an dan Sejarahnya Menurut Quraish Sihab

photo author
- Minggu, 17 April 2022 | 04:38 WIB
Kitab suci al Qur'an (Foto: pikiranrakyat.com)
Kitab suci al Qur'an (Foto: pikiranrakyat.com)


TOPMEDIA - Nuzulul Qur’an sendiri terdiri dari kata nuzul dan Al-Qur’an yang berbentuk idafah.

Penggunaan kata nuzul dalam istilah nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an) tidaklah dapat kita pahami maknanya secara harfiah, yaitu menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, sebab Al-Qur’an tidaklah berbentuk fisik atau materi.

Tetapi pengertian nuzulul Qur’an yang dimaksud adalah pengertian majazi, yaitu penyampaian informasi (wahyu) kepada Nabi Muhammad dari alam gaib ke alam nyata melalui perantara malaikat Jibril AS.

Peristiwa Nuzulul Qur’an banyak diperingati oleh umat Muslim di seluruh penjuru dunia.

Di beberapa negara Arab, biasanya mereka melakukan tradisi syiar atau menyemarakan bulan suci Ramadan.

Baca Juga: Juli 2022, Gaji ke-13 ASN, TNI, Polri Cair

Salah satu kegiatan yang dilakukan biasanya dengan memperingati malam Lailatul Qadar yang biasanya serempak dirayakan pada malam ke-27.

Berbeda dengan negara-negara Arab, di berbagai daerah di Indonesia, dalam menyambut malam nuzulul Qur’an di malam ke-17, umat Muslim di negeri ini menggelar berbagai macam acara, ada yang memperingatinya dengan pengajian umum hingga pentas kesenian.

Namun, terdapat perbedaan pemahaman antara umat Muslim di Indonesia dengan beberapa negara jazirah Arab mengenai malam Lailatul Qadr dan juga malam Nuzulul Qur’an. Sejatinya, kedua peristiwa ini tak bisa terpisahkan.

Jika dilihat dalam sejarahnya, mengapa di Indonesia perayaan malam Nuzulul Qur’an jatuh pada malam ke-17 Ramadhan, semua itu tak lepas dari keputusan Presiden Soekarno yang kala itu menerima saran dari Buya Hamka untuk memperingati Nuzulul Quran setiap malam ke-17 karena bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia serta sebaggai bentuk syukur atas kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia.

Baca Juga: Iman Ariadi Buka The Natrabu Minang Restaurant Cilegon

Dalam buku "Membumikan Al-Quran" yang diterbitkan Mizan, 1996, M Quraish Shihab menjelaskan Alquran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul SAW, untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu.

بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلزُّبُرِ ۗ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ

Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir (QS 16:44).

Di samping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah SAW, Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari Alquran. Mempelajari Alquran adalah kewajiban.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

<span;>Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati mereka tertutup. (QS Muhammad : 24)

Alquran Al Karim yang terdiri atas 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT dengan cara tawqifi, menurut Quraish, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan buku-buku ilmiah.

Mari kita sambut malam Nuzulul Qur’an di bulan Ramadhan 1443 H ini dengan terus memperbanyak ibadah kepada Allah, seperti tadarus Al-Qur’an, beritikaf di masjid, memperbanyak zikir kita dan amalan-amalan kebaikan lainnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X