TOPMEDIA. CO.ID – Setiap manusia yang hidup akan selalu diberikan cobaan, berbagai cobaan hidup datang dari Allah untuk mengukur seberapa besar keimanan dan kesabaran kita.
Semua cobaan akan menjadi ringan jika tahu pahala yang terselip di baliknya. Beruntunglah bagi kita yang mau bersabar dan ridha atas apa yang ditetapkan-Nya.
Dari Abu Sa'id dan Abu Hu rairah RA dari Nabi SAW, ia bersabda: "Seorang Muslim yang tertimpa kecelakaan, kemela ratan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, maupun kedukacitaan, walau pun hanya tertusuk duri, niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang menimpanya." (HR Bukhari dan Muslim).
Sebagai muslim kita harus yakin bahwa cobaan yang Allah timpakan kepada mahluknya selalu di barengi dengan solusinya. Namun, dalam menyikapi cobaan hidup setiap orang beragama, ada yang bersabar adapula yang marah, ada yang putus asa adapula yang terus bersemangat.
Baca Juga: Agar Bisa Digunakan Dengan Bijak, Berikut 5 Tips Mengelola Uang THR Dari Financial Planner
Dilansir dari Muslimah.or.id, ada 4 tingkatan dalam minyakipi cobaan hidup, berikut daftarnya!
- Marah
Tingkatan yang pertama adalah marah dengan takdir yang Allah berikan. Boleh jadi ia marah dalam hatinya dengan bergumam, boleh jadi ia ucapkan dengan lisannya. Orang yang marah dengan takdir Allah, maka ia dikhawatirkan terjerumus dalam perbuatan kesyirikan dengan sebab ia mencela takdir. Dan marah kepada takdir pada hakikatnya marah kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
“Dan di antara manusia, ada yang menyembah Allah di pinggiran. Jika ia diberi nikmat berupa kebaikan, maka tenanglah hatinya. Namun jika ujian menimpanya, maka berubahlah rona wajahnya, jadilah ia merugi di dunia dan di akhirat.” (QS. Al-Hajj: 11).
Jika ia marah dengan lisannya, akan muncul kata-kata berupa umpatan, celaan, bahkan perkataan celaka dan yang semisal dengannya. Jika ia marah dengan perbuatannya, ia akan melakukan perbuatan seperti menampar pipi, merobek kerah baju, menarik narik rambut dan perbuatan yang semisal.
Tingkatan kedua adalah sabar, sebagaimana ungkapan seorang penyair arab,
الصبر مثل اسمه مر مذاقته لكن عواقبه أحلى من العسل
Artikel Terkait
Dosa Lebih Besar Dari Zina Hingga Mendapat Siksa Kubur, Inilah Balasan Bagi Muslim Yang Suka Ghibah!
Apa itu Istiqomah bagi Umat Muslim, Berikut Penjelasan Quraish Shihab
Apa Itu Harapan dalam Do’a Manusia Muslim, Berikut menurut Quraish Shihab
4 Golongan Wanita Muslim Ini Dilarang Dinikahi? Ini Alasannya!