Rumah Tangga Sitti Fatimah Az-Zahra r.a. Penuh Keteladanan II

photo author
- Rabu, 23 Februari 2022 | 21:20 WIB
Ilustrasi foto, kaligrafi Sitti Fatimah Az-zahra r.a (wikimedia)
Ilustrasi foto, kaligrafi Sitti Fatimah Az-zahra r.a (wikimedia)

TOPMEDIA – Suasana perjuangan itu membekas sedalam-dalamnya pada jiwa Sitti Fatimah Az Zahra r.a. dan memainkan peranan penting dalam pembentukan pribadinya, serta mempersiapkan kekuatan mental guna menghadapi kesukarankesukaran di masa depan.

Setelah ibunya wafat, Sitti Fatimah Az Zahra r.a. hidup bersama ayahandanya. Satu-satunya orang yang paling dicintai. Ialah yang meringankan penderitaan Rasul Allah s.a.w. tatkala ditinggal wafat isteri beliau, Sitti Khadijah.

Pada satu hari Sitti Fatimah Az Zahra r.a. menyaksikan ayahnya pulang dengan kepala dan tubuh penuh pasir, yang baru saja dilemparkan oleh orang-orang Qureys, di saat ayahandanya itu sedang sujud.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan Fakta-fakta Peristiwa

Dengan hati remuk-redam laksana disayat sembilu, Sitti Fatimah r.a. segera membersihkan kepala dan tubuh ayahandanya.

Kemudian diambilnya air guna mencucinya. Ia menangis tersedu-sedu menyaksikan kekejaman orang-orang Qureisy terhadap ayahnya.

Kesedihan hati puterinya itu dirasakan benar oleh Nabi Muhammad s.a.w. Guna menguatkan hati puterinya dan meringankan rasa sedihnya, maka Nabi Muhammad s.a.w., sambil membelai-belai kepala puteri bungsunya itu, berkata:

"Jangan menangis..., Allah melindungi ayahmu dan akan memenangkannya dari musuh-musuh agama dan risalah-Nya"

Baca Juga: Zubair bin Awwam Radhiallahu ‘Anhu, Kisah Sahabat Nabi Muhammad

Dengan tutur kata penuh semangat itu, Rasul Allah s.a.w. menanamkan daya-juang tinggi ke dalam jiwa Sitti Fatimah r.a., dan sekaligus mengisinya dengan kesabaran, ketabahan serta kepercayaan akan kemenangan akhir.

Ilustrasi foto, perempuan sedang berdo'a
Ilustrasi foto, perempuan sedang berdo'a (pexels)

Meskipun orang-orang sesat dan durhaka seperti kafir Quraysh itu senantiasa mengganggu dan melakukan penganiayaan-penganiayaan, namun Nabi Muhammad s.a.w. tetap melaksanakan tugas risalahnya.

Pada ketika lain lagi, Sitti Fatimah r.a. menyaksikan ayahandanya pulang dengan tubuh penuh dengan kotoran kulit janin unta yang baru dilahirkan. Yang melemparkan kotoran atau najis ke punggung Rasul Allah s.a.w. itu Uqbah bin Mu'aith, Ubaiy bin Khalaf dan Umayyah bin Khalaf.

Baca Juga: Kisah Imam Ali bin Abi Thalib dan Perlakukannya kepada Perempuan

Melihat ayahandanya berlumuran najis, Sitti Fatimah r.a. segera membersihkannya dengan air sambal menangis. Nabi Muhammad rupanya menganggap perbuatan ketiga kafir Qurayshini sudah keterlaluan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Sumber: Kisah Teladan Dalam Hadist

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X