Novel The Lord of the Rings, Awal Mula Untuk Bacaan Anak Sang Penulis

photo author
- Jumat, 16 September 2022 | 09:05 WIB
Ilustrasi foto, J. R. R. Tolkien pada 1920-an saat meninggalkan Universitas Leeds (wikimedia)
Ilustrasi foto, J. R. R. Tolkien pada 1920-an saat meninggalkan Universitas Leeds (wikimedia)

TOPMEDIA – Para pembaca novel The Lord of the Rings mendapat suguhan adaptasi film fantasi terbaru berupa film berjudul The Lord of the Rings: The Rings Of Power yang tayang perdana pada 1 September 2022.

Berikut ulasan kisah pembuatan novel The Lord of the Rings yang mulanya untuk bacaan anak hingga kini jadi film fantasi tontonan untuk semua umur yang laris manis.

Sang Executive producers J. D. Payne dan Patrick McKay dipercaya mengembangkan produksi serial film fantasi The Lord of the Rings: The Rings Of Power untuk layanan streaming Prime Video milik Amazon.

 Baca Juga: Nonton The Lord of the Rings The Rings of Power, Klik Link dan Tautannya Disini

Pihak Amazon telah membeli hak siarnya sejak November 2017. Nilai pembeliannya sebesar 250 juta dolar AS. Amazon juga berkomitmen menginvestasikan dana 1 miliar dolar AS untuk memproduksi serial terbaru berjudul The Lord of the Rings: The Rings of Power selama 5 musim ke depan.

Produksi film The Lord of the Rings: The Rings Of Power sekaligus menandai kesepakatan bisnis Amazon Studios, Tolkien Estate, Tolkien Trust, Harper Collins, dan New Line Cinema.

Film The Lord of the Rings: The Rings Of Power mengambil referensi dari novel karya salah satu sastrawan legendaris berkebangsaan Inggris, J. R. R. Tolkien.

 Baca Juga: Link Tautan Nonton Film Serial Fantasi, The Lord of the Rings: The Rings of Power

Akan tetapi, ada kesepakatan khusus antara Amazon Studios dengan Tolkien Estate, badan legal yang memiliki otoritas mengurus hak kekayaan intelektual Tolkien.

Isi kesepakatannya menyebutkan bahwa serial terbaru ini tidak akan menjadi sekuel atau cerita lanjutan dari film trilogi The Lord of the Rings (LOTR) dan Hobbit. Serial itu pun mengambil latar cerita ribuan tahun sebelumnya.

Alih-alih melanjutkan cerita lama, Amazon bermaksud membangkitkan kembali gairah film-film dengan desain produksi sejenis dan melakukan syuting delapan episode pertamanya di Selandia Baru pada Februari 2020 hingga Agustus 2021.

 Baca Juga: The Lord of the Rings: The Rings of Power, Suskes Raih 25 Juta Penonton

Di balik produksi sinematik itu, J. R. R. Tolkien adalah novelis yang brilian. Selain menulis karya-karya sastra dengan ragam fantasi yang memukau pembaca, ia juga seorang filolog dan akademisi.

Dilansir Tirto, keahlian J. R. R. Tolkien menelusuri naskah manuskrip tentang peradaban kuno di dunia Barat membuka imajinasinya mengenai struktur cerita Lord of the Rings secara umum. Jauh sebelum menulis Lord of the Rings, Tolkien telah melalui pergulatan pemikiran dan imajinasi seorang penulis yang panjang.

R. R. Tolkien kerap berdiskusi dengan C. S Lewis, intelektual Irlandia yang juga aktif menulis. Lewis dikenal publik lewat karyanya yang paling populer: The Chronicles of Narnia. Keduanya semakin akrab ketika sama-sama aktif di jurusan Sastra Inggris di Universitas Oxford.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X