milenial

Mengenal Lawang Sewu, Gedung Mewah di Semarang Punya Seribu Pintu, Benarkah ? Cek Faktanya !

Senin, 1 Juli 2024 | 16:11 WIB
Lawang Sewu di Semarang (Topmedia.co.id / Istimewa)

TOPMEDIA.CO.ID - Lawang Sewu merupakan Gedung megah terletak di Semarang, yang berarsitektur art deco, yang digunakan Belanda sebagai Kantor Pusat Kereta Api (Trem) atau Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij (NIS) yang terletak di Komplek Tugu Muda.

Bangunan karya arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Queendag ini menurut sejarah dibangun tahun 1903, kemudian diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907.

Masyarakat Semarang lebih mengenal gedung ini dengan sebutan Gedung Lawang Sewu, karena gedung ini memiliki jumlah pintu yang banyak, yang dalam bahasa jawa Lawang Sewu yaitu Lawang berarti Pintu dan Sewu yang berarti Seribu.

Sekarang Gedung Lawang Sewu ini digunakan sebagai daya tarik wisata berupa peninggalan sejarah arsitek bangunan kuno dan antik, ruang bawah tanah dan menara informasi, sering pula digunakan sebagai tempat pameran dalam even-even tertentu.

Legenda urban. Lawang Sewu dikenal sangat angker karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu tentara Jepang.

Banyak wisatawan memasuki ruangan itu semata-mata untuk melihat hantu.

Selain desain bangunanya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten. Kaca patri tersebut bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim serta kejayaan kereta api.

Selain menjadi daya tarik wisata Provinsi Jawa Tengah, Lawang Sewu juga menjadi lokasi jujugan yang dipilih wisatawan untuk mampir berlibur.

Baca Juga: Gunung Papandayan, Gunung Api di Kabupaten Garut Miliki Ketinggian 2.665 Mdpl Hingga Dijadikan Destinasi Wisata

Bahkan tak sedikit pengunjung yan sengaja memilih lokasi bersejarah ini untuk membuat konten digital di media sosial miliknya.

Salah satu daya tarik utama Lawang Sewu adalah arsitektur megahnya. Bangunan ini dirancang dengan gaya arsitektur kolonial Belanda yang klasik, dengan sentuhan seni Deco dan neoklasik.

Sebab Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada zaman kolonial Belanda di tahun 1900an dan menjadi saksi bisu dari peristiwa pertempuran lima hari yang berlangsung pada tahun 1945 antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang.

Lawang Sewu merupakan bangunan bekas zaman kolonial Belanda di tahun 1900an. Bangunan ini termasuk menjadi saksi bisu dari peristiwa pertempuran lima hari yang berlangsung pada tahun 1945, yakni antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang.

Kenapa Lawang Sewu punya banyak pintu ?

Halaman:

Tags

Terkini