TOPMEDIA.CO.ID – Beberapa mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi negeri telah melakukan protes terkait biaya kuliah mahal.
Banyak pihak yang memberikan pernyataan bahwa pemerintah tidak boleh cuci tangan dan juga membuka akses seluas – luasnya bagi masyarakat untuk menempuh pendidikan tinggi.
Salah satu calon mahasiswa, Rasyika Husna yang diterima untuk menempuh pendidikan di Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan lewat jalur SNBP mengaku kaget dengan biaya kuliah mahal.
Dirinya mengambil jurusan studi S1 sastra Arab, kemudian Rasyika juga melengkapi formulir data perhitungan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan mengunggah dokumen yang diminta oleh pihak kampus.
Setelah itu, pihak Unversitas Sumatera Utara ini mengumumkan biaya UKT yang harus dibayar oleh Husna per semester mulai tahun depan tepatnya ajaran 2024 – 2025 mencapai Rp8,5 juta.
Biaya UKT sebesar Rp8,5 juta ini untuk program studi sastra Arab terbesar dari kelompok UKT 8.
“Jelas kaget, saya ngiranya kan paling ya sekitar Rp4 juta atau Rp3 juta lah untuk UKTnya,” jelas Rasyika, dihimpun dari BBC News Indonesia, Senin (13/5/2024).
Biasanya beberapa perguruan tinggi untuk menentukan biaya UKT mahasiswa mengacu pada kondisi ekonomi keluarga.
Pihak kampus bisa mengetahui hal tersebut berlandasan formulir data perhitungan UKT serta sejumlah dokumen yaitu slip gaji orang tua hingga tagihan listrik dan air.
Dalam kasus Rasyika Husna ini mengaku bahwa keluarganya berada di ekonomi pas – pasan. Ayah Husna bekerja di penyedia jasa layanan umrah, sedangkan ibunda nya hanya seorang ibu rumah tangga.
Oleh karena itu, orang tua Husna juga sempat bingung dan keberatan melihat biaya UKT sebesar Rp8,5 juta yang harus dibayarnya.
“Ya sempat bingung sama keberatan sih, soalnya kaget kan lihat UKT nya sebesar itu. Dan akhirnya kami musyawarah sama keluarga,” katanya.
Meskipun nasib Rasyika lebih baik dibandingkan temannya yang mengambil sastra Arab tidak jadi untuk kuliah di USU karena terhempit biaya UKT sebsar Rp8,5 juta.