3 Unsur Penting Hakikat Puasa Bulan Ramadan, Sudahkah Kita Dapat?

photo author
- Jumat, 7 April 2023 | 23:06 WIB
Ilustrasi Puasa (Foto:Shutterstock)
Ilustrasi Puasa (Foto:Shutterstock)

TOPMEDIA - Puasa tak berarti hanya cukup melaksanakan menahan rasa haus dan lapar saja, lebih dari itu, puasa harus menghasilkan sesuatu setelah puasa satu bulan berakhir.

Puasa jalan, maksiat jalan, puasa tapi tidak shalat, puasa tapi tetap emsoian, ah apa guna dari puasa kita seharian menahan haus dan lapar.

Nah ada penjelasan hadis bagaimana 3 unsur penting dari hakikat puasa, wajib tahu untuk yang belum paham.

1. Meninggalkan Kemaksiatan
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang hakikat puasa.

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. فَإِنْ سَابَكَ أَحَدٌ أَوْ جَهْلِ عَلَيْكَ فَقُل: إِنِّى صَائِمٌ إِنِّى صَائِمٌ

Puasa itu bukan hanya meninggalkan makan dan minum. Akan tetapi, puasa itu meninggalkan hal-hal yang sia-sia dan hal-hal keji. Jika kamu dicaci atau dicemooh orang lain, maka katakanlah, “aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (H.R. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hiban, dan Hakim)

Baca Juga: Deretan Mobil Termahal di Indonesia yang Laku Keras dan Terbatas, Ini Daftarnya!

Inilah hakikat puasa. Bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum tetapi juga menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan dan hal-hal yang Allah haramkan.

Laghwun mencakup segala bentuk perkataan dan perbuatan yang sia-sia. Mulai dari gurauan soal lawan jenis hingga aktivitas yang tidak ada manfaatnya.

Sedangkan rafats adalah perkataan keji yang menjurus pada syahwat. Atau istilah lainnya adalah pornografi.

2. Mengontrol Emosi
Hakikat puasa juga mengelola emosi sehingga tidak mudah marah, tidak mudah terprovokasi.

Bahkan kalaupun ada yang mencaci atau merundung (bullying), orang yang benar-benar berpuasa akan bersabar dan cukup merespon dengan ucapan, “aku sedang berpuasa.”

Baca Juga: 10 Jenis Bisnis Ini Dianjurkan Dalam Islam, Untuk Menjemput Rezeki Halal dan Berkah

3. Meninggalkan Kebohongan dan Kezaliman
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan hakikat puasa adalah meninggalkan kebohongan dan kezaliman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X