Rasa Minder Remaja Akibat Tidak Kuliah di Kampus Ternama: Tinjauan dari Perspektif Teori Sosial Selo Soemardjan

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 18:52 WIB
Penulis: M. Arga Prasetyo, Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Serang, (Topmedia.co.id/Istimewa)
Penulis: M. Arga Prasetyo, Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Serang, (Topmedia.co.id/Istimewa)

Penulis: M. Arga Prasetyo, Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Serang,

Dosen Pembimbing: Angga Rosidin S.I.P., M.A.P

Kepala Program Studi: Zakaria Habib Al-Razie S.IP., M.SOS

TOPMEDIA.CO.ID - Di zaman sekarang, banyak remaja merasa tidak percaya diri hanya karena mereka tidak kuliah di kampus ternama. Perasaan ini sering muncul saat melihat teman-teman membagikan kehidupan kampus yang dianggap mewah"di media sosial.

Kampus ternama seringkali dianggap sebagai simbol kesuksesan, kecerdasan, dan status sosial yang lebih tinggi.

Akibatnya, mereka yang kuliah di kampus biasa merasa tertinggal, kurang pintar, atau bahkan malu menyebut nama universitasnya. Menurut teori sosial Selo Soemardjan, cara seseorang berpikir dan bertindak dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekitarnya.

Baca Juga: Akhirnya ASN Pemprov Banten Bernama Roni Minta Maaf Kepada Para PPPK

Rasa minder pada remaja ini muncul karena tekanan sosial dan perspektif masyarakat yang menganggap kampus terkenal sebagai ukuran utama keberhasilan.

Ini menunjukkan bagaimana perubahan sosial dan nilai-nilai masyarakat dapat berdampak pada cara berpikir individu. Dalam masyarakat modern, status pendidikan sering menjadi standar baru untuk menilai seseorang, bukan lagi dari kepribadian atau kerja kerasnya.

Padahal kenyataannya, tidak semua orang yang kuliah di kampus ternama akan sukses, dan tidak semua yang kuliah di kampus biasa akan gagal.

Baca Juga: Najib Hamas Pastikan Pelayanan SPPG Citerep Ciruas sesuai SOP BGN

Banyak orang yang berhasil membuktikan bahwa kesuksesan muncul dari semangat belajar, kreativitas, dan keinginan yang kuat, bukan hanya karena nama besar universitas.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengubah cara memandang pendidikan. Kampus memang penting, tapi bukan satu-satunya penentu masa depan.

Yang lebih penting adalah bagaimana seseorang memanfaatkan peluang, mengembangkan kemampuan, dan membangun karakter positif di mana pun ia berada.

Baca Juga: Kepala BGN Kembali Ajukan Tambahan Dana MBG Sebesar Rp 29 Triliun

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X