TOPMEDIA.CO.ID - Kasus Aulia Risma, Mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga bunuh diri lantaran tak kuat menahan bullying yang dilakukan oleh seniornya saat dirinya menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) masih menjadi perbincangan hangat warganet.
Ditambah dengan adanya kabar bahwa sang ayah, Fakhruri juga meninggal dunia akibat kondisi kesehatannya yang terus memburuk pasca mendengar kabar terkait kematian sang putri tercinta.
Sebelum ditemukan meninggal dunia, Risma diketahui telah beberapa kali menyampaikan kepada keluarganya perihal dirinya yang sudah tak kuat menjalani pendidikan sebagai dokter spesialis.
Seperti yang kita ketahui, bahwa program pendidikan untuk menjadi seorang dokter, terlebih dokter spesialis memanglah sangat berat.
Risma bahkan sudah sampai menyampaikan keinginannya untuk resign dan berhenti dari program pendidikan tersebut kepada sang ibu.
Namun hal tersebut tak terlalu ditanggapi hingga akhirnya diduga memilih untuk bunuh diri.
"Dia mungkin sudah bilang sama ibunya karena dilihat dari buku hariannya itukan kelihatannya merasa berat dari segi pelajaran dan menghadapi senior-seniornya," kata Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Baca Juga: Ayah Mahasiswi Korban Bullying, Aulia Risma Meninggal Dunia
"Ibunya menyadari anak itu minta resign, sudah ngga kuat," jelasnya.
Tanggapan Undip
Menanggapi kasus ini, Rektor Universitas Diponegoro Suharnomo menegaskan bahwa dugaan perundungan (bullying) yang diterima peserta PPDS Aulia Risma tidaklah benar.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mengatakan bahwa berdasarkan hasil investigasi internal universitas, Aulia Risma tidak melakukan aksi bunuh diri lantaran perundungan dari seniornya, melainkan karena masalah kesehatan mental yang dimilikinya.
"Mengenai berita meninggalnya almarhumah karena dugaan perundungan (bullying), dari hasil investigasi internal kami diputuskan bahwa hal tersebut TIDAK BENAR," tulis Undip melalui pernyataan resminya.
"Namun demikian, Aulia Risma memiliki masalah kesehatan mental yang mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh. Dengan menjunjung nilai konfidensialitas medis dan menjaga privasi almarhumah, kami tidak bisa menyampaikan detail terkait masalah kesehatan yang dialami selama masa pendidikan tersebut," lanjutnya dalam pernyataan itu.
Artikel Terkait
Airin Rachmi Diany Diusung PDI Perjuangan di Pilkada Banten, Begini Respon Partai Golkar
Mengapa Partai Golkar Tidak Mengusung Airin Rachmi Diany di Pilkada Banten 2024, Ini Penyebabnya
Sempat Ditinggalkan, Partai Golkar Balik Arah Dukung Airin Rachmi Diany - Ade Sumardi di Pilgub Banten 2024
Partai Golkar Berubah Haluan, Dari Andra Soni ke Airin Rachmi Diany di Pilkada Banten 2024
Mengapa Partai Golkar Beralih dari Andra Soni ke Airin Rachmi Diany di Pilkada Banten? Ini Penyebabnya
Tim SRC Telkom Banten Kawal Kegiatan Mitra Binaan Telkom di Serang Fair 2024
Paus Fransiskus ke Indonesia, Istana Imbau WFH Saat Misa Akbar di GBK
Ratusan Media Dunia Siap Liput Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia
Uday Suhada dan Pujiyanto Resmi Daftar Ke KPU Pada Hari Pembukaan Pertama Dibuka
Ayah Mahasiswi Korban Bullying, Aulia Risma Meninggal Dunia