Suhu Panas Makkah Capai 50 Derajat Celcius, Para Jamaah Diimbau Untuk Tidak Memaksakan Diri

photo author
- Senin, 20 Mei 2024 | 13:42 WIB
Jamaah Haji di Makkah (Topmedia.co.id / Istimewa)
Jamaah Haji di Makkah (Topmedia.co.id / Istimewa)

TOPMEDIA.CO.ID – Memasuki musim haji 2024, suhu di Arab Saudi, suhu panas Makkah mencapai 50 derajat celcius, jamaah haji Indonesia juga diminta untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

Keberangkatan jamaah haji Indonesia secara bertahap ke Makkah yang berada di Madinah, pada Senin (20/5/2024).

Kloter pertama yang tiba di Makkah merupakan jamaah haji yang sebelumnya tiba terlebih dahulu di Madinah.

Menurut informasi, terdapat 8 kloter dengan 3.400 jamaah yang sampai di Makkah. Tetapi sebelum ke Makkah, jamaah yang berangkat dari Madinah akan mengambil Miqat Umrah dulu di Masjid Dziihulaifah atau Bir Ali.

Sementara itu, Khalilulrrahman selaku Kepala Daerah (Kadaker) Makkah mengimbau jamaah agar memperhatikan kesehatan tubuhnya dan diminta supaya tidak memaksakan diri.

“Minum air putih satu gelap setiap satu jam supaya engga dehidrasi. Selanjutnya, untuk mencegah heat stroke, jamaah diminta untuk pakai payung saat keluar ruangan atau memilih waktu tidak terlalu panas,” jelasnya.

Baca Juga: Pesawat Jatuh di BSD, Korban Meninggal Dunia Sebanyak Tiga Orang, Kemenhub Pastikan Ini

Banyak kasus jamaah haji, kata Khailurrahman, yang sakit lantaran dehidrasi di Masjidil Haram, tak sedikit dari mereka yang lupa membawa payung hingga perbekalan air.

Selain itu, para jamaah yang sudah berada di Masjidil Haram diminta pakaian alas kaki seperti sandal maupun sepatu tidak dititipkan di loker penitipan.

Hal itu dia sampaikan karena loker – loker penitipan keluar masuk di pintu Masjidil Haram sedikit berbeda.

“Alas kaki jangan dititipkan, masukkan sandal atau sepatu dalam kantung plastik, tas dan kalau bisa dibawa saja jangan ditinggal,” katanya.

Tak hanya itu, dia pun mengimbau agar para jamaah supaya tidak meninggalkan gelang hajinya lantaran dalam gelang ini akan terlihat nama, kloter, hingga paspornya.

Hal tersebut bisa mempermudah, kata Khalilrrahman, para petugas setempat untuk membantu melayani jamaah ketika para jamaah sakit pingsan hingga terpisah dari rombongan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X