Dulu Negara Kaya, Kini 7 Negara Ini Jatuh Miskin, Apa Sebabnya, Yuk Simak

photo author
- Rabu, 14 Februari 2024 | 18:22 WIB
Negara Mali minta pertolongan PBB untuk menyelamatkan dari kebangkrutan. Foto: Istimewa
Negara Mali minta pertolongan PBB untuk menyelamatkan dari kebangkrutan. Foto: Istimewa

4. Latvia

Dulunya, Latvia merupakan negara yang kaya raya di dataran Eropa, bahkan melebihi Finlandia, Denmark, dan Uni Soviet. Hal tersebut karena Latvia kaya akan sumber daya kayu dan hasil bumi, sehingga negaranya maju.

Baca Juga: 87 Persen Anak Miskin di Indonesia Berpenghasilan Rendah Saat Dewasa, Begini Hasil Risetnya!

Namun pada perang dunia II, Latvia dikuasai oleh Nazi dan Soviet yang membuat negara ini miskin dan tertinggal hingga sekarang.

5. Kuba

Kuba sempat menjadi salah satu negara dengan Gross Domestic Product (GDP) per kapita tertinggi di Benua Amerika.

Negara ini juga sempat mencatat angka kepemilikan mobil dan telepon tertinggi, serta ikut dalam booming industri gula dan pariwisata. Selain itu, Kuba juga sempat menjadi lokasi favorit orang kaya Amerika bermain judi.

Sayangnya, ketimpangan ekonomi pada 1950an yang semakin parah membuat rakyat jengah. Kondisi makin parah akibat kekuasaan militer yang represif, kejahatan yang terorganisir, perdagangan narkoba, serta prostitusi.

6. Mali

Mali pernah dikenal sebagai negara kaya di Afrika. Ini karena Mali memiliki cadangan emas dunia yang yang diperdagangkan dengan pedagang dari Mesir, Persia, Venesia, dan Genoa.

Setelah kehancuran kerajaan abad ke 16, kekuatan dan kekayaannya berkurang dan belum pulih sejak itu. Saat ini, sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian musiman dan hidup sederhana. PBB memasukkan Mali pada daftar 47 negara dengan pembangunan tertinggal.

Baca Juga: Kocak, Hukum Orang Kaya Yang Mampu Beli Mobil Tapi Bahan Bakar Subsidi, Ini Tanggapan UAS

7. Irak

Irak adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia pada tahun 1960-1970an. Pendapatannya dihasilkan dari minyak bumi sebagai produsen kedua terbesar di dunia, sekaligus negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

Pada tahun-tahun maju tersebut, Irak mencapai kejayaan dalam infrastruktur, perawatan kesehatan, dan layanan sosialnya. Namun kejayaan Irak pudar setelah terjadi konflik terus menerus dengan negara tetangganya. Kondisi ini diperparah dengan kontroversi perebutan kekuasaan di dalam negeri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohili

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X