Dalam pemaparannya, Karya Subarman selaku narasumber, ia menjelaskan, bahwa pewarnaan produk di Indonesia sangat beragam teknik, bahan, maupun jenisnya.
Ecoprint merupakan salah satu teknik pewarnaan kontemporer yang ditemukan pada abad 20.
Teknik pewarnaan tersebut menggunakan bahan alami,diantaranya seperti bunga, batang, daun, dan akar yang tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan.
"Pengembangan ilmu pewarnaan teknik ecoprint ini salah satu cara alternatif dalam menunjang pertumbuhan dunia pendidikan dan dunia industri sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan industri yang tetap memperhatikan sisi ramah lingkungan. Teknik pewarnaan ecoprint merupakan kategori teknik pewarnaan pencapan," ujarnya.
Diketahui, warna yang dihasilkan dari teknik pewarnaan ecoprint adalah berbentuk motif yang menyerupai bentuk bahan pewarna yang digunakan.
Bahan yang digunakan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan bisa bagian daun, bunga, batang, maupun akar yang memiliki kriteria tertentu.
Salah satu tumbuhan yang bisa digunakan adalah daun dengan kriteria berbulu halus pada permukaannya seperti daun jati.
Baca Juga: Pembangunan Tugu Pamulang Baru Mencapai 98 Persen
Motif yang dihasilkan dari daun tersebut akan mendetail hingga terlihat tulang daun dan pori-porinya. Untuk menghasilkan warna ecoprint yang baik harus mempertimbangkan teknik pewarnaan ecoprint, jenis bahan yang digunakan, jenis zat fiksasi, massa zat fiksasi hingga lama proses pewarnaan.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nuralim selaku Kepala Desa Kadikaran beserta jajarannya, Bapak Susanto, selaku Ketua LPPM-Universitas Pamulang, Bapak Syaiful Bakhri, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pamulang serta Ibu Rini Alfatiyah, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang atas terselenggaranya kegiatan PKM ini. Kami berharap, pelatihan ini dapat memberikan motivasi, wawasan, dan kesadaran kepada peserta untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencarikan solusi inovatif terhadap permasalahan (kebutuhan) masyarakat sekaligus mampu menciptakan peluang bisnis bagi pengrajin dan mendorong lahirnya wirausahawan baru dari masyarakat desa Kadikaran," tutur Pak Kades.***
Artikel Terkait
Universitas Pamulang Lakukan Pengabdian di Desa Cirarab, 3 Hari Lakukan Ini di Tangerang
Maksimalkan Penggunaan Lahan Terbatas, Mahasiswa Universita Pamulang Lakukan Penyuluhan Tanam Hidroponik
Pelatihan Produksi Filter Air Tanah Konvensional Atasi Krisis Air, Begini PKM Universitas Pamulang
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang Berikan Penyuluhan Tanaman Hidroponi di Cirarab Tangerang
Dosen dan Mahasiswa Universitas Pamulang Lakukan Pengabdian Kepada Masyarakat, Pelatihan Produksi Sablon Tas
Universitas Pamulang Ibu ibu PKK di Desa Ciampea Udik, Penyuluhan Dampak KDRT Terhadap Produktvitas Diri
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang Berikan Penyuluhan Produk Hidroponik di Desa Cirarab