Penulis: Samsiah (Mahasiswi Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Di era globalisasi ini, berbagai pengaruh dari luar dengan cepat masuk ke kehidupan kita. Teknologi canggih, gaya hidup modern, hingga budaya pop luar negeri seakan menjadi bagian sehari-hari, terutama bagi anak-anak muda.
Namun, di balik kemudahan akses informasi dan hiburan tersebut, ada tantangan besar yang mengancam jati diri anak bangsa. Jika tidak hati-hati, maka rasa kebangsaan dapat terkikis dan membuat generasi muda lupa dengan akar budayanya sendiri.
Untuk itulah, menanamkan rasa nasionalisme sejak dini sangat penting. Nasionalisme adalah kesadaran dan kebanggaan terhadap tanah air, budaya, serta sejarah bangsa. Rasa ini perlu dipupuk agar anak-anak tetap memiliki identitas yang kokoh meskipun hidup di tengah pengaruh global.
Baca Juga: Pendidikan dan Demokrasi
Upaya menanamkan nasionalisme tidak harus selalu formal atau kaku. Misalnya, mengenalkan lagu-lagu daerah dan nasional di sekolah, membiasakan anak mengikuti upacara bendera, mengunjungi museum sejarah, atau belajar tari tradisional. Selain itu, mengajarkan nilai-nilai luhur seperti gotong-royong, kebersamaan, dan toleransi juga dapat memperkuat karakter bangsa.
Globalisasi memang membawa banyak manfaat, tapi kita tidak boleh membiarkannya menghilangkan keunikan bangsa kita. Anak-anak harus diajak untuk tetap terbuka terhadap dunia luar, tetapi mereka juga harus bangga dengan identitas Indonesia. Dengan begitu, mereka bisa bersaing secara global, namun tetap berpijak pada jati diri bangsa.
Kalau jati diri dan rasa nasionalisme sudah tertanam kuat, generasi muda Indonesia akan menjadi pribadi yang tangguh, berwawasan luas, dan tetap menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai bangsa.***